Orangutan Sumatera Tertua di Dunia Meninggal
Puan yang diyakini lahir tahun 1956, meninggal di usia ke-62. Dia sudah ada di Perth sejak 31 Desember 1968, diberi seorang Sultan Johor dari Malaysia. Kedatangan Puan ditukar dengan sejumlah hewan asli Australia.
Bukan sembarang Puan disematkan sebagai orangutan Sumatera tertua di alam semesta ini. Guinness Book of Records tahun 2016 silam menyematkan status itu.
"Akhir yang penuh hormat untuk seorang wanita tua yang menuntut rasa hormat sepanjang hidupnya," kata pengawas primata, Holly Thompson seperti dilansir dari situs resmi Perth Zoo, Selasa (19/6/2018).
"Saya sangat bangga dengan perawatan yang diberikan kepada Puan selama bertahun-tahun, tetapi yang penting di hari-hari terakhirnya," lanjut Holly.
Kita harus angkat topi dengan perawatan yang diberikan Kebun Binatang Perth ini. Usia yang berhasil dicapai Puan mengobrak-abrik berbagai analisis berapa lama hewan ini bisa hidup. Di alam liar, jika tidak banyak ancaman, Orangutan Sumatera betina sangat jarang bisa hidup hingga mencapai usia 50 tahun. Setidaknya kebun binatang ini sudah memberikan 'bonus' 12 tahun buat Puan.
Puan punya sebelas anak dan 54 keturunan yang tersebar di hampir di seluruh dunia. Keturunan Puan ada yang di Amerika Serikat, Eropa, Australasia dan hingga hutan Sumatra. Cucunya yang paling besar ‘Nyaru’ adalah individu terakhir yang akan dilepas ke alam liar.
"Dia meninggalkan warisan yang luar biasa," kata Holly.
Pengelola kebun binatang terpaksa meng-euthanasia Puan setelah kondisinya yang semakin mengkhawatirkan terkait komplikasi akibat usianya yang sudah senja. Selama beberapa tahun terakhir ini, gerakan Puan memang terus melambat. Warna di bulu matanya makin mengilap.
"Dia mengajari saya kesabaran, mengajari saya bahwa naluri alami dan liar tidak pernah hilang di penangkaran. Dia berada di lingkungan kebun binatang, tetapi sampai akhir dia selalu mempertahankan kemandiriannya," tutup Holly.