Jogja Darurat PMK, Hampir 10 Ribu Ternak Sakit
ERA.id - Hampir 10 ribu hewan ternak di Daerah Istimewa Yogyakarta sakit karena terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). DIY pun telah berstatus siaga darurat wabah PMK dan terus menggenjot vaksinasi.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto, Jumat (15/7).
“Sosialisasi sudah kita lakukan. Satgas sudah kita bentuk. Pernyataan darurat sudah kita buat. Penanganan sudah kita lakukan. Ini juga vaksinasi sudah dilakukan 4.800 dosis dan baru saja dapat 8.000 dosis,” ujar Sekretaris Daerah DIY Kadarmanta Baskara Aji, Jumat (15/7).
Aji menambahkan agar kebijakan dapat diambil dengan detail, maka leveling zona merah akan diturunkan hingga kalurahan. “Kita coba turunkan leveling daerah hijau di tingkat kalurahan. Karena kita tahu setiap kecamatan kan banyak kalurahan. Supaya ekonomi tidak terhenti dan lalu lintas ternak antar kalurahan bisa dilakukan, maka zonanya kita buat tingkat kalurahan," ujar Aji.
Ia menjelaskan, tingkat penularan PMK antara sapi satu dengan lainnya dapat terjadi dari jarak 10 kilometer sehingga memerlukan penanganan cepat dan melibatkan banyak pihak.
“Kami bekerja sama dengan aparat penegak hukum setempat seperti Polsek, dari tingkat terkecil yakni kecamatan, dimana anggotanya juga telah dilatih sebagai vaksinator hewan ternak,” jelasnya.
Adapun Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY Sugeng Purwanto menuturkan dari 4.800 vaksin yang diperoleh, distribusi terbanyak dilakukan di Kabupaten Sleman.
“Paling banyak di Sleman sekitar 3.100 dosis, karena Sleman merupakan kabupaten dengan jumlah sapi perah terbanyak,” imbuh Sugeng.
Ia menyampaikan pemerintah pusat juga telah menambah jumlah vaksin yang dikirimkan untuk DIY. “Jumlahnya sekitar 8.000 vaksin baru datang tadi malam, Kamis (14/7), saat ini sudah di kami,” katanya.
Vaksin itu akan segera didistribusikan mulai Jumat (15/7) sore ini. “Paling cepat hari ini, seharusnya semalam namun situasi tidak memungkinkan. Kami langsung plotting, kita bicara dengan teman-teman kabupaten. Kita akan top down, itu kan ada proporsi, mana yang lebih clear, yang penting ini harus dipakai,” tukas Sugeng.
Sugeng menjelaskan saat ini terdapat 7.100 sapi perah di DIY yang terpapar PMK dari total 800.000 sapi ternak di DIY.
Sementara data di siagapmk.id Kementan hingga Jumat sore ini, terdapat 9.961 hewan ternak sakit karena PMK di DIY dan 5.015 hewan yang telah divaksin.
“Yang terpenting angka itu, kalau dibanding dengan total populasi ternak Jogja, angkanya tidak sampai 1 persen. Tapi walau tidak sampai 1 persen, bukan berarti kita tidak waspada. Namun lebih pada posisi penanganan agar pertambahannya tidak terlalu besar," katanya.
Menurutnya, sasaran vaksinasi selanjutnya akan difokuskan pada sapi yang masih relatif muda. “Untuk perah sudah semua (divaksin), saat ini fokus untuk pedaging. Diarahkan ke anak sapi (pedet) yang sehat, kalau (sapi) yang sudah tua nanti jika yang muda sudah semua,” jelas Sugeng.
Sugeng dan pihaknya juga telah mengambil langkah untuk segera mengisolasi hewan-hewan ternak yang telah memiliki gejala awal PMK. “Extra fooding juga diperlukan. Kami mohon bantuan agar apa yang sudah dilakukan bisa berjalan dengan baik,” tukasnya.
Menurut Sugeng, DIY diindikasikan sebagai provinsi dengan status siaga darurat karena jenis kasusnya termasuk berat berdasarkan luas wilayah.
“Jogja ini termasuk 19 wilayah yang cukup berat. Kalau di Jateng, meskipun yang terkena puluhan ribu ekor, misal 50% saja, angkanya masih bagus karena kabupatennya banyak. Kalau Jogja wilayahnya lebih sempit jadi angkanya besar,” tuturnya.