Tradisi Kawin Tebu di Karanganyar Sebagai Ucapan Rasa Syukur pada Tuhan

| 11 May 2023 08:15
Tradisi Kawin Tebu di Karanganyar Sebagai Ucapan Rasa Syukur pada Tuhan
Tradisi kawin tebu (antaranews)

ERA.id - Indonesia memiliki banyak sekali tradisi unik dari satu daerah ke daerah lainnya. Salah satu tradisi yang cukup unik adalah tradisi kawin tebu yang biasa dilakukan di beberapa daerah, salah satunya di Karanganyar, Jawa Tengah.

Kawin Tebu atau biasa disebut sebagai “Mantenan Tebu” merupakan upacara adat yang masih dilaksanakan di daerah Tasikmadu Karanganyar.

Makna Tradisi Kawin Tebu

Menurut makalah yang berjudul The Ritual “Mantenan Tebu” and Its Role as the Promotion Media of Inherited Indonesian Culture, selain sebagai bentuk rasa syukur ritual Kawin Tebu dipercaya memberikan keselamatan.

Upacara Kawin Tebu diadakan untuk menyambut atau menandakan bahwa musim giling di pabrik gula Tasikmadu akan segera dimulai.

Upacara adat mantenan tebu merupakan salah satu bentuk akulturasi antara budaya Jawa dan budaya Tionghoa. Tradisi ini muncul untuk mengawali musim giling tebu tebu dan sebelum tebu pertama kali dimasukkan ke dalam mesin penggiling. Upacara ritual ini ini melambangkan hubungan antara masyarakat dengan Tuhan.

Upacara adat Kawin Tebu merupakan bentuk rasa syukur atas hasil panen, dan merupakan doa agar proses penggilingan tebu dapat berjalan dengan lancar dan hasilnya dapat memenuhi target.

Menarik Para Wisatawan

Budaya lokal, khususnya di daerah Tasikmadu Kabupaten Karanganyar, memiliki keunikan tradisi yang unik yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan pariwisata budaya. Upaya ini dapat dilakukan melalui kolaborasi dengan pemerintah Kabupaten Karanganyar maupun dengan pihak swasta.

Rombongan pengantin tebu diarak menuju PTP Nusantara 9 Pabrik Gula Tasikmadoe, Karanganyar, Jawa Tengah (antaranews)

Selain itu, perlu juga mempertahankan keunikan wisata budaya sesuai dengan kearifan lokal yang sesuai dengan kearifan lokal.

Promosi budaya dalam upacara adat mantenan tebu sendiri lebih ditunjukkan dalam prosesi ziarah. Ziarah ini banyak dilakukan oleh masyarakat, tidak hanya masyarakat lokal tetapi juga masyarakat dari luar daerah.

Kesimpulannya, ritual syukuran sendiri merupakan tanda dan pembuktian bagi masyarakat  akan kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan dasar yang melimpah melalui konsumsi.

Namun pada era globalisasi seperti saat ini (yang serba modern) membuat budaya lokal kurang mendapat perhatian. Hal tersebut membuat keberadaan budaya lokal semakin hari semakin mendapatkan ujian yang cukup berat. Salah satunya adalah semakin menurunnya rasa cinta terhadap budaya yang merupakan identitas suatu bangsa .

Selain tradisi kawin tebu, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman

Rekomendasi