Jualan Video Telanjang Lewat Instagram, Konten Kreator Porno dari Garut Ditangkap

| 01 Aug 2022 16:44
Jualan Video Telanjang Lewat Instagram, Konten Kreator Porno dari Garut Ditangkap
Ilustrasi video porno (Ist)

ERA.id - Polres Garut menangkap seorang perempuan warga Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut, Jawa Barat karena telah membuat dan menjual konten pornografi melalui sejumlah akun media sosial miliknya, sehingga membuat resah masyarakat Garut.

Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengaku, tersangka merupakan janda beranak satu berusia 20 tahun. Dia dilaporkan masyarakat terkait konten porno yang dibuatnya.

Saat polisi menerima laporan, kasus itu langsung diselidiki. Terakhir pada Minggu (31/7/2022) kemarin, si perempuan tersangka itu ditangkap di apartemen kawasan Kota Bandung.

Perempuan tersebut, kata dia, membuat dan menyajikan sejumlah konten berunsurkan pornografi di media sosialnya seperti Instagram, dan lainnya.

Media sosialnya itu, kata dia, digunakan untuk menayangkan kontennya, kemudian berlanjut pada transaksi jual beli video dirinya yang memiliki unsur pornografi. "Melalui DM (direct message) pelaku menawarkan konten layanan 'full' seperti video telanjang," katanya.

Kapolres mengungkapkan pengguna media sosial yang tertarik dan ingin mendapatkan tayangan video lainnya, diminta pembayaran sebesar Rp300 ribu per video, salah satu transaksinya ada yang meminta tujuh video.

"Tujuh berarti transaksi yang dilakukan antara pelaku dengan konsumen itu adalah sebesar Rp2,1 juta, transfernya melalui aplikasi lain," kata Kapolres.

Tersangka, kata Kapolres, mengaku sudah menjalankan praktik pornografi itu selama dua bulan dan sudah mendapatkan uang puluhan juta rupiah.

Akibat perbuatannya itu, tersangka mendekam di sel tahanan Markas Polres Garut dan dijerat dengan pasal berlapis yakni Pasal 4 Ayat (1) huruf - d Jo Pasal 29 UU RI No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi dan atau Pasal 27 Ayat (1) Jo Pasal 45 Ayat (1) UU RI No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU RI No. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.

Rekomendasi