ERA.id - Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Salim Segaf Al Jufri diberi gelar beraroma Bugis-Makassar oleh Kerajaan Marusu. Namanya I Waliuddin Karaeng Manaba Ri Marusu. Nama ini praktis mirip dengan gelar Ganjar, yang dulunya, saat Syahrul Yasin Limpo menjadi Gubernur Sulsel, pernah diberi nama 'Daeng Manaba'.
Pemberian nama Salim sendiri, disahkan melalui upacara adat penyematan gelar di Balla Lompoa, Kassi Kebo, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
"Arti nama adat tersebut, I adalah awalan nama untuk orang berperangai terpuji. Waliuddin dari bahasa Arab yang berarti pembela agama. Dan Karaeng gelar kebangsawanan serta Manaba, bahasa Makassar berarti memegang teguh kebenaran," ujar Raja Marusu ke-24, Abdul Waris Tajuddin Karaeng Sioja di Maros, Senin (8/8/2022).
Karaeng Marusu ini menuturkan, pemberian gelar kebangsawanan di Kerajaan Marusu tidak banyak dilakukan. Sebab, proses dan kriteria sangat kompleks. Salim Segaf dianggap memenuhi persyaratan, sehingga berhak menyandang nama tersebut.
Pemberian gelar kebangsawanan tersebut, kata dia, dari berbagai pertimbangan dan masukan setelah pihak kerajaan mengumpulkan informasi dari Muzayyin Arif, selaku kader PKS Sulsel sekaligus Wakil Ketua DPRD Sulsel.
"Berdasar dari info dari ananda Muzayyin itulah kami menggelar tudang sipulung bersama para pemangku kerajaan, kemudian sepakat memberi gelar kebangsawanan bagi Doktor Salim," paparnya.
Ia menyebutkan, Muzayyin telah dianggap anak di Kerajaan Marusu. Makanya informasi yang didapatkan diyakini betul kebenarannya. Selain itu, ayah dan ibunya merupakan bagian penting dari keluarga kerajaan.
"Karena dia memang sudah kami anggap anak sendiri. Bukan karena Wakil Ketua DPRD Sulsel, tapi karena kontribusinya pada daerah ini. Setelah ditelusuri, bapaknya ternyata adalah bagian dari sejarah kekadian Kerajaan Marusu. Ibunya, merupakan kerabat dekat kami, dari rumpun keluarga Sidenreng," ungkap Raja.
Sementara itu, Salim Segaf Al Jufri pada kesempatan itu sangat terharu dan menyampaikan rasa bangga disematkan gelar dari Kerajaan Marusu yang dianggap memiliki nilai sakral di kerajaan setempat.
"Saya berjanji, InsyaAllah akan menjaga amanah yang muncul dari penyematan nama ini. Terima kasih, ini kebanggaan tak terkira," tutur mantan Menteri Sosial di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini menekankan.
Prosesi penyematan gelar tersebut berlangsung istimewa, mulai penjemputan dengan pasukan berkuda dari Lingkungan Buttatoa (tanah tua) ke Balla Lompoa berjarak satu kilometer. Selanjutnya, disambut tradisi Anggaru dan tarian Paddupa lalu penyematan gelar ditutup tradisi Kado Kalompoang atau acara makan khusus di kalangan Raja.