ERA.id - Suspek cacar monyet (monkeypox) di Kota Makassar Sulawesi Selatan bertambah menjadi dua pasien. Sebelumnya suspek pertama merupakan laki-laki berusia 37 tahun yang kini dirawat di RSP Unhas Makassar. Kini suspek kedua berusia 20 tahun dirawat di RS Labuang Baji Makassar berjenis kelamin laki-laki.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulsel, dr Erwan Tri Sulistyo mengemukakan, pasien suspek yang berusia 37 tahun diketahui mempunyai riwayat perjalanan ke Jakarta, sedangkan pasien suspek lainnya yang berusia 20 tahun tidak mempunyai riwayat perjalanan keluar kota.
"Kalau dilihat dari tanda-tandanya, ada mengarah kesana (cacar monyet), kelenjar itu ada muncul kasus yang ini," ungkapnya, Rabu (24/8/2022).
Adanya masalah tersebut, kata dia, pihaknya segera melakukan langkah-langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya penyebaran. Dengan cara memberitahukan kepada pihak keluarga dari pasien untuk segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan jika mereka ada yang mengalami gejala yang serupa dengan pasien suspek.
dr Erwan menjelaskan, penyakit cacar monyet dapat menyerang segala umur. Selain itu, penyakit ini disebabkan oleh virus yang gejalanya mirip dengan gejala infeksi virus lainnya seperti sakit kepala, tidak enak badan, demam dan terjadi pemesaran gelenjar liver.
"Inikan masih suspek, masih dugaan. Kan bisa juga cacar tapi jenis lainnya. Makanya pemeriksaan laboratorium itu dibutuhkan untuk memastikan bahwa ini jenisnya monkeypox yang mirip-mirip yang di negara Afrika. Kalau ini khasnya itu adalah pembesaran gelenjar liver," ucapnya.
dr Erwan melanjutkan, untuk sampel yang dikirim untuk dilakukan pemeriksaan di laboratorium Litbangkes dibutuhkan waktu dua hari sejak dikirimnya sampel tersebut dari Makassar ke Jakarta.
"Berdasarkan informasinya, ketika kami kirim dari Makassar ke Jakarta. Sampai diterima di litbangkes itu dua hari. Tergantung juga nanti ketika banyaknya sampel yang diperiksa disana. Misalnya banyak yang diperiksa disana kasus dari mana mana pasti akan menumpuk juga," terangnya.
"Ini sementara direncanakan kalau misalnya berkembang dengan luas maka beberapa laboratorium-laboratorium yang ada di provinsi itu bisa melakukan pemeriksaan disini BBLK," sambungnya.
Terakhir, dr Erwan mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas kesehatan yang berada di Kabupaten kota untuk memberikan edukasi ke masyarakat mengenai antisipasi penyebaran cacar monyet ini.
"Tentu kami melalui teman-teman di dinkes kabupaten kota, menyampaikan jajaran dibawahnya seperti puskesmas untuk menghimbau kepada masyarakat nya untuk segera melapor, segera memblok kasusnya agar tidak kemana-mana. Yang paling penting adalah bagaimana, kalau sudah ada vaksinnya nanti, masyarakat mau di vaksin," pungkasnya.