ERA.id - SAN tersangka pelaku penipuan yang menyebabkan ratusan mahasiswa IPB University terjerat pinjaman online (pinjol) rupanya dikenal dengan kepribadian yang baik dilingkungan warga. Ketua RT mengungkapkan sosok pelaku penipuan semasa mengontrak rumah di Kampung Luwuk, RT 01/ 01, Kelurahan Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Ketua RT 01 Kamaludin mengatakan dirinya mengenal SAN sebagai sosok seseorang yang sopan. SAN memang sempat tinggal di RT 01/01 Kampung Luwuk, Kelurahan Teggal Gundil selama belasan tahun bersama keluarganya. Bahkan SAN tinggal di Kampung Luwuk sejak ia masih di bangku sekolah.
SAN bersama orang tuanya sempat tinggal lama di Kampung Luwuk yang merupakan gang sempit dan juga padat penduduk.
“Baik orangnya sopan, untuk bermasyarakat itu nggak ada yang aneh-aneh gitu mulai dari sekolah hingga kerja nggak ada masalah apa-apa gitu,” kata Kamaludin saat disambangi ke rumahnya, Kamis (17/11/2022).
Kamaludin mengungkap SAN yang merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara itu. Satu rumah itu diisi empat anggota keluarga mulai dari SAN, ibunya, kakaknya dan terakhir adiknya
Menurutnya, kehidupan dari SAN ini normal-normal saja. Hanya saja, diakui olehnya, semenjak bekerja, SAN kerap dirundung masalah bahkan sering terlihat ribut dengan keluarganya.
“Akhir-akhir ini setelah dia kerja banyak masalah. Dia sering berantem sama ibunya sendiri, sama kakaknya juga,” ungkapnya.
“Kalau lagi ribut sama ibu atau kakaknya memang sering teriak teriak kaya kesurupan. Memang karakternya begitu. Saya juga kadang kesitu nyamperin, terus adem lagi, besoknya baikan lagi mereka, sudah boncengan lagi, aneh saya juga makanya,” sambungnya.
Saat disinggung soal pekerjaan SAN, Kamaludin juga tidak mengetahui pasti. Hanya saja menurut orang tuanya SAN bekerja di salah satu bank swasta.
Namun, dibalik itu semua, kasus-kasus hampir serupa seperti saat ini mulai berdatangan.
SAN sebelumnya juga pernah didatangi oleh pihak perusahaan yang dimana dia tempat bekerja. Kejadian itu, menurutnya terjadi periode tahun 2018 lalu.
SAN yang disapa Butet ini pernah dilaporkan oleh perusahaan tempat dia bekerja lantaran diduga menggelapkan uang.
“Orang perusahan sempat datang ke saya, tanya tanya soal dia. Orang itu bilang dia menggelapkan uang. Dia bawa surat panggilan polisi. Kalau ga salah dari Polres Bekasi itu pemanggilan. Itu 2018-an, sudah lama juga itu. Nilainya Rp45 juta lah. Itu penjualan kartu perdana,” unkapnya.
Setelah didatangi pihak perusahaan itu, masalah itu selesai. SAN kembali memunculkan kasus yang hampir serupa. Dia sempat diburu pihak leasing dimana, saat itu, dirinya menjual atau menggadaikan sertifikat rumah kontrakannya yang dia akali sebagai syarat untuk membeli mobil.
“Saya lagi pelatihan waktu itu, istri saya telpon, pak ini ada dari leasing. Jadi katanya dia ngga pernah bayar, tapi unit monilnya ngga ada,” akunya.
Kamal kembali mencoba mengingat peristiwa itu terjadi pada Oktober. SAN saa itu sudah tak tinggal lagi di Kampung Luwuk sejak Maret 2022. Barulah pihak leasing menjelaskan jika SAN menjaminkan rumah kontrakannya tersebut dengan mengubah surat AJB.
Saat ini memang SAN sudah tidak mengontrak dan memilih pindah ke wilayah Ciomas Bogor, Kabupaten Bogor.
“Betul terakhir sekitar sebelum bulan puasa pindah dari sini,” kata Kamaludin.
Barulah, semenjak kasus itu, dan kepindahannya ke Ciomas, beberapa mahasiswa yang mengaku dari IPB University mencari keberadaan SAN.
Sekitar periode bulan Agustus 2022, sejumlah mahasiswa hilir mudik mencari keberadaan dari SAN ini.
“Mereka cuma nanyain aja rumahnya disitu atau bukan. Mereka juga tanya sehari hari kaya apa gitu. Saya jawab aja. Dia sopan orangnya, ngga pernah bikin masalah sama orang sini mah. Galak juga sama keluarganya saja,” tambahnya.
Setelah berita ini viral, Kamal baru menyadari jika yang dimaksud adalah SAN yang merupakan tetangganya yang pernah ngontrak di Kampung Luwuk.
“Saya baru tahu karena ada orang tua korban dari mahasiswa yang whatsapp saya mengirimkan link, saya sebenarnya gak menyangka,” tukasnya.