Polisi Ringkus 14 Pasangan Gelap Razia Wisma di Sulsel, Satu Masih di Bawah Umur

| 21 Nov 2022 07:02
Polisi Ringkus 14 Pasangan Gelap Razia Wisma di Sulsel, Satu Masih di Bawah Umur
Ilustrasi (Antara)

ERA.id - Polres Kota Palopo, Sulawesi Selatan, berhasil meringkus 14 pasangan gelap. Mereka terjaring Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat). Mirisnya lagi, salah satu yang terjaring masih di bawah umur, Minggu (20/11/2022) dini hari.

Operasi Pekat 2022 dilakukan untuk menyusuri sejumlah wisma dan kos-kosan yang diduga digunakan sebagai tempat berhubungan suami-istri. Maka dari itu Polres Palopo berhasil menangkapnya yang tengah asik bersetubuh.

Dalam keterangan yang didapatkan ERA, Kasat Reskrim Polres Palopo Iptu Akhmad Risal membenarkan penangkapan tersebut. Ke-14 pasangan muda-mudi itu ditangkap di tempat yang berbeda.

Mirisnya lagi, salah satu yang ditangkap masih di bawah umur. Sisanya lagi tiga orang yang masih menunggu pelanggan. "Dari tiga wisma di Benteng, kita menemukan 14 pasang muda-mudi bukan suami-istri, dan tiga orang yang masih menunggu pelanggan," katanya, Minggu (20/11/2022).

"Tindakan selanjutnya kita akan mintai keterangan dulu, kemudian besok didata dan selanjutnya dipanggil masing-masing orang tuanya," lanjut Akhmad Risal.

Maraknya kasus prostitusi saat ini di Kota Palopo membuat panik beberapa orang tua. Maka dari itu, Akhmad Risal menghimbau kepada para orang tua di Palopo agar lebih memantau setiap gerak-gerik anaknya.

"Apalagi di Palopo sekarang ini ada aplikasi yang sementara kita lakukan pelacakan, apakah mereka ini masuk dalam aplikasi prostitusi online atau memang murni mereka sendiri mencari uang dengan cara sendiri," ujarnya.

Selain wisma, salah satu tempat yang sering ditempati oleh Pekerja Seks Komersil (PSK) di Kota Palopo yakni Terminal Dangerekko. Terminal tersebut menjadi tempat favorit para "kupu-kupu malam" beraksi.

Baru ini, personel gabungan telah mengamankan satu PSK dan mucikari yang ada di kawasan tersebut.

Hal itu disampaikan langsung oleh Babinkamtibmas Kelurahan Dangerakko, Aiptu Ruslan yang menceritakan terminal tersebut digunakan sebagai tempat berkerjanya para PSK.

Ruslan juga meluapkan kekecewaannya sebab setiap kali melakukan razia PSK dan menyerahkan pekerja seks tersebut, instansi tidak menangani dengan baik.

"Sebenarnya mereka sudah sering kami razia dan berikan imbauan, tapi tetap saja berbuat. Persoalannya setiap ada PSK yang diamankan dalam razia, tidak ditangani instansi terkait," katanya.

Selain itu, Aiptu Ruslan juga sangat khawatir sebab baru-baru ini beredar informasi jika dua pekerja seks yang sering mangkal di Terminal Dangerekko terkena HIV-AIDS

Rekomendasi