ERA.id - Proses relokasi pedagang Pasar Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, ricuh. Batu bahkan berhamburan di lokasi.
Momen ini membuat Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana meradang. Dia bilang, Satpol PP diprovokasi kelompok masyarakat atau lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mengatasnamakan pedagang.
"Kami sangat menyesalkan niat baik kami untuk menata Rengasdengklok agar lebih rapi, tertata dan nyaman dibalas dengan lemparan batu, petasan, botol kaca, balok kayu serta acungan samurai dan senjata tajam," katanya, Rabu kemarin.
Kata Celli, para pelaku kericuhan membuat penataan pasar yang awalnya kondusif menjadi ricuh. Dia menambahkan, akibat kejadian itu, satu anggota polisi terluka di bagian kepala, karena lemparan batu dan pecahan botol kaca.
"Puluhan anak-anak muda yang telah dicekoki minuman keras, dijadikan tameng untuk menyerang kami (saat proses relokasi, red.)," kata dia.
Pemkab Karawang telah melakukan beragam cara, mulai dari sosialisasi kepada para pedagang selama sekitar empat bulan. Bahkan, pihaknya telah menyiapkan relaksasi pembiayaan hingga soal harga kios di pasar yang baru.
"Kami bersama muspida datang ke Rengasdengklok untuk berdiskusi, berdialog, mendengar dan menangkap keinginan pedagang pasar, tapi mengapa kami justru dibalas dengan kekerasan," kata dia.
Pemkab Karawang, kata Cellica, menginginkan agar para pedagang berjualan di pasar yang rapi, nyaman, dan bersih. Karena itulah, dilakukan relokasi.
"Kami datang ke Pasar Rengasdengklok murni ingin mendengar aspirasi pedagang semua. Kami tidak ingin ada kekerasan, kami tidak mau ada satu pun yang terluka," kata dia.
Relokasi pedagang Pasar Rengasdengklok ke pasar yang baru atau Pasar Proklamasi pada Rabu kemarin, merupakan yang ketiga kalinya. Sebelumnya, Pemkab Karawang gagal karena pedagang menolaknya dengan alasan harga sewa kios/lapak yang cukup tinggi.
Dalam proses relokasi yang ketiga kali ini, para pedagang Rengasdengklok bersama kelompok masyarakat menghadang petugas gabungan yang terdiri atas Satpol PP dan TNI.
Aksi penghadangan petugas sebagai bentuk penolakan relokasi ke pasar yang baru itu dilakukan dengan membakar ban dan petasan di tengah jalan.
Selain itu, para pedagang yang bergabung dengan kelompok masyarakat juga melempari petugas dan para pejabat Pemkab Karawang seperti Sekda Karawang Acep Jamhuri dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.
Akibat aksi lempar batu dan kayu yang dilakukan para pedagang itu, para pejabat di lingkungan Pemkab Karawang yang terlibat dalam proses relokasi berlarian untuk menghindar.