Tim Editor
ERA.id - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatab turun langsung setelah dua pasangan bocah di bawah umur yang melangsungkan pernikahan.
Kabid Dinas DP2KBP3A, Irmayanti Asnawi mengatakan pihaknya telah memberikan edukasi kepada keluarga dua bocah yang melangsungkan pernikahan itu.
Menurut Irmayanti Asnawi, kedua bocah itu masih berusia dibawah umur. Mempelai laki-laki saat ini baru berumur 12 tahun 8 bulan. Sedangkan perempuan masih berusia 15 tahun 8 bulan.
Alhasil Dinas DP2KBP3A Bulukumba dan Tim Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) mengunjungi kediaman pengantin tersebut. "Sudah didatangi rumah pengantin. Sudah diberikan edukasi juga," katanya kepada ERA via WhatsApp, Jumat (23/12/2022).
Namun saat mengunjungi kediaman pengantin, tim DP2KBP3A dan Puspaga hanya bertemu dengan keluarga dari mempelai perempuan.
Pemberian edukasi yang dimaksud yakni untuk menunda kehamilan. Sebab usianya masih tergolong muda dan berbahaya jika melahirkan pada usia itu.
"Apalagi kan syarat perkawinan usia anak itu 19 tahun," singkatnya.
Irma sapaan karibnya juga terus menghimbau agar kedua mempelai korban lebih memperhatikan pendidikan anaknya, walaupun sudah melangsungkan pernikahan.
Irma juga menjelaskan mengapa di usia remaja sangat berbahaya jika melahirkan. Sebab di usia itu, sangat beresiko mengalami komplikasi dalam kehamilan.
Yang lebih parahnya, calon ibu akan merasakan kehamilan prematur, kematian janin, pendarahan, anemia dan proses persalinan yang memakan waktu lama.
"Bukan itu saja, janin juga akan tidak berkembang. Jika toh nanti akan terjadi di usia itu, sebaiknya kedua mempelai itu agar lebih rutin dengan dokter kandungan dan tentunya mengikuti anjuran dari dokter kandungan yang memeriksanya," imbuhnya.
Sebelumnya, viral di media sosial pernikahan siswa SMP di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dalam video yang beredar, kedua mempelai itu berjalan dari rumah menuju panggung. Keduanya terlihat bahagia.
