ERA.id - Kabar Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, akan bergabung ke Partai Golkar dinilai takkan mengejutkan publik, sebab dia telah gabung organisasi sayap Partai Golkar, Kosgoro 1957.
Bila nyatanya Emil ke Golkar, 'beringin rimbun' akan memiliki tambahan kader potensial selain mantan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi untuk mengarungi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat.
"Kang Emil (Ridwan Kamil) didorong ke (Pilgub) DKI Jakarta kemudian kans di Jabar masuk Kang Dedi Mulyadi. Tidak masalah jika skemanya seperti itu," kata pengamat politik Unpad, Firman Manan, Senin (16/1/2023).
Saat disinggung mengenai potensi keterbelahan antara kedua sosok potensial itu, Firman menyebut Golkar mempunyai kemampuan untuk mengatasi konflik dengan baik. Buktinya, mereka tetap menjadi partai yang signifikan meski diterpa bermacam konflik.
Itu bisa dilihat dari lahirnya Gerindra, NasDem, dan Hanura yang notabene pecahan dari Golkar. "Perpecahan luar biasa, tapi tetap besar dan konflik secara internal bisa diselesaikan. Apalagi untuk level di Pilgub Jawa Barat, saya pikir Partai Golkar akan mengkalkulasi siapa kandidat yang betul-betul berpotensi untuk maju," ucapnya.
Menurutnya, adanya Ridwan Kamil dengan Dedi Mulyadi di tubuh Golkar, menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi partai. "Tinggal bagaimana mengkalkulasi, karena Golkar mempunyai kemampuan menyelesaikan konflik. Tapi pada akhirnya akan berbicara soal disiplin organisasi. Kalau sudah diputuskan, itu akan selesai, tidak akan menjadi konflik yang berkepanjangan," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, Anggota DPR RI, Dedi Mulyadi pernah berkontestasi di Pilgub Jawa Barat tahun 2018. Saat itu, Dedi didapuk sebagai Cawagub berpasangan dengan Deddy Mizwar sebagai Cagub Jawa Barat.
Namun, pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi hanya menempati posisi ketiga dengan raihan suara 5.663.198 atau 25,77 persen.