ERA.id - Prangko edisi khusus diluncurkan PT Pos Indonesia untuk memperingati 100 tahun berdirinya Observatorium Bosscha yang berada di Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Ada tiga keping prangko edisi khusus yang tentunya berkaitan erat dengan Observatorium Bosscha. Keping pertama memuat gambar Karel Albert Rudolf Bosscha dan gedung berbentuk kubah tempat teropong Zeiss.
Di keping kedua, prangko 100 tahun Observatorium Bosscha memuat gambar teropong Zeiss belatar galaksi Bima Sakti. Sedangkan keping ketiga memuat dua orang memandang benda langit serta planet bumi.
Sosok dibalik prangko edisi khusus satu abad Observatorium Bosscha adalah Triyadi Guntur Wiratmo, seorang Dosen Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB. Ia merancangnya atas permintaan dari Observatorium Bosscha
"Cukup perlu waktu. Saya periksa beberapa foto. Mulai dari foto sejarah atau pun foto benda langit. Saya juga ngobrol dengan kepala Bossca dan petugas di sini," kata Guntur, kemarin.
Ia mengungkapkan sejarah makna sejarah, peran, serta fungsinya dibalik prangko tersebut. Gampar sosok Karel Albert Rudolf Bosscha dan gedung kubah teropong Zeiss ingin memperlihatkan bahwa sejarah kehadiran tempat pengamatan benda langit di Lembang ini tidak terlepas dari sosok KAR Bosscha yang saat itu sebagai donatur utama.
Sedangkan keping kedua, memperlihatkan peran vital Observatorium Bosscha sebagai fusat astronomi di Indonesia dan bumi belahan bagian selatan untuk mengamati bintang ganda dan bintang variabel serta benda langit lainnya.
"Untuk keping ketiga ini ingin menggambarkan bahwa ratusan tahun kedepan Observatorium Bosscha tetap eksis dan jadi tempat perkembangan ilmu astronomi untuk kemanusiaan. Ini ditandai dengan dua sosok gemderless," jelas Guntur.
Sejarah panjang penggunaan prangko membuktikan bahwa benda ini tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran pengiriman pos. Namun juga menjadi media visualisasi peristiwa bersejarah suatu bangsa.
Oleh karena itu, berbagai negara di dunia termasuk Indonesia sering mengabadikan berbagai peristiwa bersejarahnya dalam bentuk gambar atau disain khusus di prangko.
"Memang terjadi pergeseran. Prangko bukan lagi untuk berkirim surat, tapi sebagai benda koleksi dan penanda peristiwa penting atau sejarah," terangnya.