ERA.id - Tiga gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) dipasangi Geograpics Positioning System (GPS) Collar bantuan dari PT. Pertamina Hulu Rokan dan PT. Hutama Karya di Balai Raja dan Giam Siak Kecil, Provinsi Riau, untuk mengetahui pergerakan satwa tersebut.
Kepala BBKSDA Riau Genman S. Hasibuan melalui pernyataannya di Pekanbaru, menjelaskan pemasangan dilakukan melalui beberapa tahapan, mulai dari sosialisasi dan edukasi manfaat GPS Collar kepada masyarakat yang lokasinya sering dilalui gajah liar, rapat persiapan, survei keberadaan kelompok gajah target serta mempersiapkan tim pelaksana dan peralatan.
"Pemasangan dilakukan oleh tim yang sudah berpengalaman dalam penanganan gajah liar, baik dari BBKSDA Riau, Perawat Gajah dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas, tim medis BBKSDA Riau, dan LSM Yayasan Rimba Satwa Foundation (RSF)," kata Genman, Senin (6/2/2023).
Gajah yang dipasangi GPS Collar adalah gajah betina berusia 45 tahun dengan berat badan 3,7 ton. Gajah tersebut membawa satu bayi gajah betina yang umurnya lebih kurang 3 bulan.
GPS collar kedua dipasangkan pada gajah betina dewasa yang diperkirakan sedang hamil dengan estimasi berat badan lebih kurang 2 ton. Lalu gajah terakhir berusia sekitar 35 tahun dengan berat badan 3,5 ton.
"Pemasangan GPS Collar bertujuan mengetahui pergerakan gajah dalam selang waktu tertentu sehingga bisa berfungsi sebagai salah satu upaya sistem peringatan dini mitigasi interaksi negatif gajah liar," lanjutnya.
Melalui informasi dari GPS collar, maka upaya antisipasi dini bisa dilakukan dengan cara penggiringan gajah liar kembali ke dalam kawasan hutan yang merupakan habitatnya. Dengan cara ini diharapkan kedatangan gajah tidak sampai memberikan dampak negatif terhadap masyarakat.
"GPS Collar yang dipasang akan berfungsi maksimal sebagai sarana mitigasi interaksi negatif gajah liar. Diperlukan pula kesadaran dan kerjasama masyarakat yang terdampak dalam melakukan penggiringan gajah liar secara mandiri ke dalam kawasan hutan," katanya. (Ant)