ERA.id - Kapolresta Denpasar, Bali, Kombes Pol. Bambang Yugo Pamungkas menyatakan pesan berantai dan video berisi informasi pembegalan di Taman Pancing, Pemogan, Denpasar Selatan, hoaks.
"Kami telah mengecek di lokasi dan hasilnya nihil, tidak ada kejadian tersebut. Informasi dan video (yang beredar) itu adalah hoaks," katanya, di Denpasar, Senin kemarin.
Bambang Yugo menjelaskan setelah pesan berantai beserta video pembegalan yang disebutkan terjadi di wilayah Denpasar viral di media penyampaian pesan WhatsApp, Polresta Denpasar dan Polsek Denpasar Selatan langsung melakukan penyelidikan di lokasi yang disebutkan tersebut.
Untuk memperjelas keberadaan lokasi video tersebut, Polresta Denpasar telah melakukan koordinasi dengan Tim Siber Ditreskrimsus Polda Bali dengan melakukan patroli siber dan mencocokkan lokasi, namun tidak ada tempat yang sesuai antara video dan lokasi Taman Pancing, Pemogan.
"Anggota telah mengecek di lokasi Jalan Taman Pancing Denpasar Selatan dan sampai saat ini tidak ditemukan hal menonjol," katanya.
Adapun isi pesan berantai WhatsApp tersebut yang berhasil dihimpun berupa imbauan kepada masyarakat akan adanya kejadian pembegalan dan meminta masyarakat untuk tidak ada yang keluar rumah tanpa ada kepentingan jelas apalagi pergi ke Taman Pancing.
Dalam pesan tersebut disebutkan bahwa info tersebut merupakan informasi resmi dari kepolisian yang diterima pada Minggu (20/8). Namun, Kapolresta Denpasar membantah bahwa informasi tersebut tidak memiliki sumber yang jelas apalagi dari Polresta Denpasar, karena itu masyarakat jangan mempercayai informasi yang tidak jelas sumber dan kebenarannya itu.
Video pemuda yang terlihat terjatuh dari motor yang ditengarai korban pembegalan merupakan informasi palsu yang dibuat untuk menimbulkan ketakutan di masyarakat.
Dengan adanya penjelasan itu, katanya, diharapkan informasi hoaks yang telah menyebar di masyarakat tidak disebarluaskan lagi sehingga tidak menimbulkan keresahan masyarakat terutama warga di sekitar Taman Pancing.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan berita, cek kebenarannya, dan jangan membagikan berita yang membuat keresahan di masyarakat," katanya.