ERA.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mencatat sebanyak 231 ribu warga di enam kecamatan terdampak kekeringan air bersih akibat musim kemarau 2023.
"Jumlah warga yang terdampak kekeringan di Lombok Tengah sebanyak 231.622 jiwa," kata Kepala BPBD Lombok Tengah, H Ridwan Maruf di Praya, Rabu (13/9/2023).
Warga yang terdampak kekeringan air bersih di enam kecamatan tersebut yakni di Kecamatan Praya Timur total jumlah terdampak adalah 33.119 KK, Praya Tengah 33.533 KK, Praya 3.210 KK, Praya Barat 42.160 KK terdampak, Pujut 56.140 dan Kecamatan Jonggat sebanyak 24.424 KK.
"Dari 12 kecamatan, yang terdampak kekeringan itu ada di enam kecamatan," katanya.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya telah mengeluarkan status siaga kekeringan di Kabupaten Lombok Tengah hingga September 2023 untuk Kecamatan Praya Timur, Praya Tengah, Praya, Praya Barat, Pujut, dan Jonggat.
“Hanya saja yang terparah yakni Praya Timur. Jika dilihat dari permintaan air bersih setiap harinya,” katanya.
Untuk di Praya Timur, desa yang terparah adalah Semoyang. Bahkan di desa tersebut sudah 20 tangki air bersih yang disalurkan yang tersebar di 10 dusun. Kemudian disusul di Desa Kidang 10 tangki air bersih di enam dusun. Selanjutnya di desa Labulia sebanyak 6 tangki di enam dusun dan Puyung 4 tangki di empat dusun.
“Intinya sejauh ini kami sudah menyalurkan 52 tangki air bersih di enam kecamatan,” katanya.
Sejauh ini stok air bersih di Lombok Tengah masih aman, walaupun jatah air bersih sesuai dengan anggaran hanya 100 tangki. Jika pun nanti lanjutnya, stok air bersih sudah habis, ia berharap ada bantuan dari stakeholder yang lain.
"Memang sejauh ini masyarakat sudah mendapatkan air bersih dari instansi lain, seperti PDAM, Bank NTB, BWS, TNI, Polri dan Dinas Sosial Lombok Tengah," katanya. (ANt)