12 Pemetik Semangka di Bali Tersambar Petir Saat Berteduh, Satu Orang Tewas

| 28 Jan 2024 13:15
12 Pemetik Semangka di Bali Tersambar Petir Saat Berteduh, Satu Orang Tewas
Warga menunjukkan gubuk tempat belasan pemetik buah semangka disambar petir di areal persawahan Subak Kawis, Desa Budeng, Kecamatan Jembrana, Sabtu (27/1/2024). (ANTARA/HO-Polres Jembrana).

ERA.id - Kepolisian Resor Jembrana, Bali, melaporkan sebanyak 12 orang di Kabupaten Jembrana tersambar petir dan satu di antaranya tewas.

“Satu orang meninggal dunia, satu orang kritis, dua orang luka berat dan delapan orang luka ringan. Saat ini anggota kami sedang di TKP,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jembrana AKP Agus Riwayanto Diputra di Negara, Jembrana, Sabtu (27/1/2024) malam, dikutip dari Antara.

Ia mengatakan peristiwa naas ini terjadi di areal persawahan Subak Kawis, Desa Budeng, Kecamatan Jembrana sekitar pukul 15.00 WITA.

Menurutnya, 12 orang korban sambaran petir ini merupakan pekerja pemetik semangka yang sedang memanen di lokasi mulai pukul 13.30 WITA.

Namun, pada pukul 14.30 WITA, saat baru menyelesaikan tiga petak lahan semangka, hujan gerimis turun sehingga para pekerja ini mencari tempat berteduh. 12 orang memilih gubuk tengah sawah dan satu orang di rumah warga.

“Yang berteduh di gubuk tengah sawah itulah yang tersambar petir. Mereka tidak tahu persis kejadiannya, karena langsung tidak sadarkan diri,” katanya.

Berdasarkan keterangan Sariani, salah seorang korban, saat petir menyambar dirinya terpental dari gubuk dan saat tersadar dia melihat rekan-rekannya tergeletak tidak sadarkan diri di sekitar gubuk.

Menurut keterangannya, 11 orang terpental keluar gubuk dan satu orang masih di dalam.

Setelah sadar, Sariani merasakan seluruh badannya kaku dan berusaha duduk, lantas melambaikan tangan minta pertolongan pada sopir truk yang sedianya akan mengangkut semangka.

Dari 12 orang yang tersambar petir, korban atas nama Ni Wayan Suriati asal Dusun Biluk Poh, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, dinyatakan meninggal dunia.

Korban bernama I Ketut Wiasa juga dari Dusun Biluk Poh dinyatakan dalam kondisi kritis, sementara dua pekerja lain yaitu Ni Nyoman Ratni warga Dusun Biluk Poh dan Ni Komang Ayu Sri Suparmi asal Dusun Anyar Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo mengalami luka berat.

Kemudian Ni Kadek Suardani dari Desa Pohsanten, Wayan Murdani dari Desa Penyaringan, Ni Nyoman Toni, Ketut Wati dan Ni Luh Sutratini yang ketiganya dari Kelurahan Tegalcangkring, serta Made Sariani warga Desa Mendoyo Dauhtukad, I Ketut Nalya, dan Ketut Sulasih dari Desa Delodbrawah mengalami luka ringan.

Rekomendasi