ERA.id - Polres Gowa membantah soal kekerasan anak dalam sel tahanan Polsek Bontomaranu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
"Dari hasil pemeriksaan kesehatan tidak ditemukan adanya tanda-tanda penganiayaan, melainkan anak tersebut berinisial F (16) sedang mengalami sakit demam dan flu berat," ujar Kepala Seksi Humas Polres Gowa, Aipda Udin Sibadu, Kamis kemarin.
Sebelumnya ada informasi yang beredar di publik bahwa tahanan anak titipan Kejaksaan Negeri (Kejari) Gowa mengalami sakit pada bagian perut akibat digabung bersama tahanan dewasa di sel Polsek setempat.
Menanggapi informasi yang beredar tersebut, Kapolres Gowa AKBP Reonal TS Simanjuntak langsung memerintahkan Sidokkes dan Kaur Bin Operasi (KBO) Satreskrim Polres Gowa segera memeriksa kesehatan tahanan anak dan mengecek kebenaran informasi tersebut.
Setelah diperiksa, polisi menemukan fakta kalau kejadian itu tidak benar. Sebatas dugaan saja. "Dari keterangannya kepada anggota, tidak pernah mengalami penganiayaan baik dari sesama tahanan maupun dari pihak anggota Polri. Memang benar dirinya sedang sakit demam dan flu," katanya menuturkan.
Usai mendapatkan perawatan, dua anak yang berhadapan dengan hukum inisial F dan tahanan anak lainnya H telah dijemput pihak Kejari Gowa untuk dipindahkan ke tempat aman sembari menunggu proses pengadilan.
Klarifikasi tersebut dianggap penting guna menghindari informasi hoaks atau tidak benar.
Dari informasi diterima, dua tahanan anak tersebut telah dipindahkan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Gowa yang sebelumnya diduga digabung bersama tahanan dewasa di sel polsek setempat.
Sebelumnya, F diduga terlibat dalam kasus pengeroyokan bersama dua rekannya RE (26) dan MA (23) dengan dua korbannya inisial AS (25) dan BS (23) di minimarket Desa Sunggumanai, Kecamatan Pattallassang, Gowa pada Sabtu, 11 November 2023 sekitar pukul 18.00 Wita.
Atas kejadian itu, korban AS tewas diduga setelah ditikam pelaku RE sedangkan satu lainnya BS mengalami luka memar di tubuhnya. Usai kejadian itu, Unit Jatanras Polres Gowa langsung menangkap para pelaku.