Pengakuan Sang Ibu di Bangkalan yang Melahirkan Kepala Bayinya Putus di Dalam Rahim

| 13 Mar 2024 15:47
Pengakuan Sang Ibu di Bangkalan yang Melahirkan Kepala Bayinya Putus di Dalam Rahim
Ilustrasi bayi. (Antara)

ERA.id - Seorang bayi tewas mengenaskan saat dilahirkan hingga kepalanya tertinggal di dalam rahim ibunya di salah satu Puskesmas Bangkalan, Jawa Timur.

Dari pengakuan sang ibu bayi tersebut, Mukarromah (25) bercerita bahwa dirinya saat hendak melahirkan awalnya pergi ke bidan kampung. Namun, dirinya justru dirujuk ke Puskesmas Kedungdung Bangkalan. 

Tetapi, saat di Puskesmas tersebut, Mukarromah meminta rujukan untuk di rumah sakit di Kota Bangkalan. Alasannya ingin melahirkan secara caesar, tetapi pihak Puskesmas menolak dan tetap melakukan proses persalinan.

Nah, saat itu pihak puskesmas, kata dia, bayinya masih hidup, tetapi kondisinya lemah. Bidan yang menangani itu pun menyuruh Mukarromah untuk mendorong bayinya agar segera keluar. 

“Terus disuruh ngeden lagi terus saya enggak kuat akhirnya patah. Apanya yang patah? Badannya, kepalanya di dalam,” ungkap Mukarromah.

Nahasnya, saat bayi itu keluar, kepalanya masih tersangkut di dalam rahimnya dan sempat ditarik oleh bidan yang menangani proses persalinan

"Sempat ditarik sama bidannya, ditarik. Saya enggak tahu soal dipotong atau enggak saya enggak tahu, tapi itu ditarik," kata Mukarromah. 

Akibatnya, Mukarromah meminta pihak puskesmas merujuk ke rumah sakit Bangkalan untuk mengeluarkan kepala bayinya yang tersangkut di dalam rahimnya.

Sementara, Kepala Dinkes Kabupaten Bangkalan Nur Chotibah menjelaskan bayi yang di kandung Mukarromah telah meninggal dunia 7-10 hari sehingga terjadilah maserasi, melepuh, dan menjadi penyebab tertinggalnya kepala dalam rahim. 

Maserasi adalah perubahan degenerasi yang menyebabkan perubahan warna, pelunakan jaringan, dan disintegrasi janin yang telah mati ketika masih dalam rahim (dalam obstetri).

Nur menjelaskan, telah terjadi miss komunikasi antara pihak Puskesmas Kedungdung dan pihak keluarga pasien.

“Pihak puskesmas sudah mengetahui kalau bayi tersebut sudah meninggal. Namun, disampaikan kepada pihak keluarga bukan dengan bahasa meninggal, melainkan dengan bahasa detak jantungnya sudah tidak ada,” terangnya.

Rekomendasi