ERA.id - Ratusan pasien di Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) terpaksa melakukan perawatan di tenda darurat pasca gempa susulan tuban 6,5 Magnitudo ketiga kalinya di Surabaya, Jumat (22/3/2023).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya Agus Hebi Djuniantoro mengatakan pihaknya telah mendirikan sejumlah tenda darurat untuk pasien guna antisipasi gempa susulan terjadi.
“Untuk yang RSUA ini kami dibantu mustika dan juga UNAIR sendiri untuk kewaspadaan maka didirikan tenda, ada tiga tenda, dari BPBD kota ada, ada BPBD provinsi jiga ada kemudian dari Dinsos meluncur,” kata Hebi, di lokasi.
Hebi mengatakan pemasangan tenda darurat dipatikqn sudah selesai malam ini. Ia menyebut satu tenda bisa menamping 12-13 pasien di dalamnya.
“Apabila tenda nanti kurang akan kita tambahkan. UNAIR yang meminta kita fasilitasi, Kewaspadaan ini harus kita jaga, tidak perlu panik. Tidak perlu cemas. Mudah-mudahan menurut informasi tidak ada gempa susulan seperti tadi sore,” ujarnya.
Manajer Penunjang Medis RSUA,Nur Cahyo Wibisono mengatakan, data pasien yang dievakuasi sebanyai 190 pasien. Namun, 30 di antaranya sudah boleh pulang
“160an [pasien yang dievakuasi]. Dari pasien ICU 60 pasien, kemudian pasien dewasa 80 pasien. Sisanya anak-anak,” ucapnya.
Namun Nur Cahyo memastikan akan mengutamakan pasien ICU karena mereka membutuhkan alat bantu inkubator. Sedangkan pasien yang ringan berada di tenda dan lobby rumah sakit.
“Untuk pasien di ICU kami siapkan di ruang IGD, untuk pasien-pasien menengah kami siapkan di lobby, tapi untuk pasien-pasien yang berat kami akan rawat di tenda sehingga apabila terjadi gempa susulan pasien bisa segra dievakuasi,” terangnya.
Perawatan darurat ini kata Nur Cahyo akan dilakukan sampai BMKG menyatakan situasi telah aman dan tak ada potensi gempa susulan.