ERA.id - Sulawesi Selatan menjadi daerah terbanyak kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) secara nasional bersama Jawa Barat, Jawa Timur, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Papua, Sumatera Utara, Bali, Banten, dan Kalimantan Timur.
"Ini menjadi perhatian dan ancaman sehingga perlu komitmen kita bersama untuk menekan angka penyebarannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muh Ishaq Iskandar, Sabtu silam.
Secara kumulatif temuan kasus HIV di daerah itu sebanyak 19.033 orang. Sedangkan temuan kasus yang terlaporkan melalui Sistem Informasi HIV/AID (SIHA) 2.1 pada Januari - Maret 2024 sebanyak 122 kasus.
Untuk sebaran kasusnya berdasarkan daerah terbanyak yakni di Kota Makassar, Kota Palopo, Kota Parepare, Kabupaten Gowa, Kabupaten Bone, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Toraja Utara, Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Sidrap.
Berdasarkan faktor risiko, papar Ishaq, adalah melalui hubungan seksual. Kasus terbanyak pada kelompok lelaki seks lelaki (LSL), disusul pasangan risiko tinggi, waria, dan pasien tuberkulosis atau TBC.
Menurut dia, tidak ada istilah HIV kiriman dari luar daerah. Namun demikian kasus HIV yang ditemukan di Sulsel maupun kabupaten kota tidak semua penduduk asli daerah tersebut.
"Itu karena penduduk luar atau yang memiliki elektronik KTP di luar daerah datang memeriksakan diri ke layanan kesehatan di sini, jadi kita tetap dilayani. Dan jika hasil positif, maka itu dicatat sebagai temuan kasus di Sulsel," katanya.
Sedangkan langkah atau upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan dengan bersosialisasi bahaya HIV. Kemudian memperbanyak dan menyediakan layanan testing HIV dan penanganan atau pengobatan HIV di 24 kabupaten kota.
Selanjutnya, meningkatkan upaya preventif seperti penggunaan kondom untuk kelompok yang berisiko tinggi, penyediaan layanan jarum suntik steril, pengembangan program Pre-exposure prophylaxis (PreP) yaitu obat pencegah penularan infeksi bagi orang yang berisiko tinggi tertular HIV.
"Memperkuat notifikasi pasangan ODHIV atau penelusuran kasus HIV pada pasangan seks ODHIV, teman berbagi jarum suntik dan anak kandung ODHIV untuk upaya penemuan kasus sekaligus edukasi bagi yang negatif untuk dipertahankan" tuturnya.