ERA.id - Ribuan mahasiswa Surabaya hingga elemen masyarakat dan buruh melakukan aksi turun ke jalan hari ini, Jumat (23/8/2024). Mereka mengguruduk depan gedung DPRD Jawa Timur hingga rasa mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan menolak RUU Pilkada.
Pantuan Era.id, sejak pukul 10.00 WIB mereka tiba hingga siang ini 12.55 WIB, ribuan mahasiswa tersebut masih melakukan orasi di jalan Indrapura, depan kantor DPRD Jatim.
“Keputusan MK itu keputusan mutlak. Hari ini DPR mencederai konstituai negara. DPR Janc*k, Jokowi Janc*k,” salah satu mahasiswa berorasi.
Tak hanya itu mereka juga menyanyikan lagu menyindir keadilan di era pemerintahan Jokowi.
“Potong-potong roti, keadilan sidang mati. Rakyat dibohongi. Mahasiswa turun aksi,” seruan lagu orasi mahasiswa.
Presiden BEM Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Aulia Thaariq Akbar atau Atta mengatakan meski DPR RI sudah mengklaim membatalkan sidang pengesahan RUU Pilkada kemarin, pihaknya merasa tetap perlu menggelar aksi.
Aksi ini pihaknya lakukan untuk mengawal putusan MK No 60/PUU-XXII/2024 segera masuk dan jadi pedoman dalam pembuatan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).
“Karena meskipun kita melihat bahwasanya wakil ketua DPR RI memastikan RUU Pilkada ini bata, cuma kalau misalkan itu belum masuk dalam PKPU atau itu belum ada rilis secara resmi, kami sepakat tadi disampaikan juga tetap akan turun aksi,” ucapnya
Mahasiswa, buruh dan elemen masyarakat di Jatim masih belum bisa percaya pada DPR. Mereka khawatir legislator akan melakukan manuver kotor diam-diam mengesahkan RUU Pilkada tersebut.
“Kami masih belum percaya, karena biasanya pengesahan itu terjadi di tengah malam,itu yang kita khawatirkan semua. Kita pengin tetap sampai turut mengawal, karena bisa jadi banyak kemungkinan manuver-manuver politik yang akan terjadi,” ucapnya.
Lebih lanjut Ia memastikan, pihaknya tak akan tinggal diam bila manuver licik DPR dan pemerintah benar-benar dilakukan.
Selain itu, Atta juga berpesan ke seluruh mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil di daerah untuk tetap melakukan aksi, sampai putusan MK terealisasi.
“Kita akan terus mengawal, dan ini juga pesan kepada kawan-kawan di tiap daerah. Jangan gembos, ketika besok kawan-kawan baru mengadakan, atau lusa, tidak masalah, karena kita sejatinya sebagai mahasiswa ,sebagai pemuda, masyarakat sipil selaku pengawas controling pemerintah harus tetap bersuara,” pungkasnya.