Pelesetkan "Peringatan Darurat" Jadi "Indonesia Baik-Baik Saja", Politisi Gerindra Lebak Dihujat

| 23 Aug 2024 16:52
Pelesetkan
Unggahan Agil Zulfikar di Instagram.

ERA.id - Politisi Gerindra sekaligus Ketua DPRD Lebak Agil Zulfikar dihujat usai mengunggah garuda berlatar belakang biru dengan tulisan 'Indonesia Baik-Baik Saja' di akun instagramnya @agilzulfikar.

Sebagaimana diketahui, gambar garuda dengan latar belakang biru saat ini digunakan pengguna media sosial untuk memberikan peringatan darurat untuk Indonesia.

Postingan tersebut ramai diunggah usai Badan Legislasi DPR RI berniat merevisi UU Pilkada yang tidak sejalan dengan putusan MK.

Agil juga menambahkan keterangan untuk postingan tersebut. "Teu bisa Yura, mun teu gaduh partai koalisi di Pilkada ulah jual-jual isu demokrasi rusak (Nggak bisa Yura, kalau nggak punya partai koalisi di pilkada, nggak usah jual-jual isu demokrasi rusak)," tulis Agil pada keterangan postingan di Instagram pribadinya, Jumat (23/8/2024).

Setelah dimaki-maki ribuan warganet, Agil menghapus keterangan unggahannya. Mayoritas komentar ialah mempertanyakan sikap Agil yang merupakan Ketua DPRD Lebak tersebut.

"Wakil rakyat kok begini banget ya? SDM rendah," ucap pemilik akun wish_dahlir.

"Kalo bagian dari rezim memang akan merasa baik-baik saja kok, sudah bener ini pak," tulis standup comedian, Gilbhas.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua DPRD Lebak Agil Zulfikar menyatakan hal itu merupakan hasil pencermatan pribadinya. Ia beralasan Indonesia masih baik-baik saja sebab proses menyampaikan pendapat masih difasilitasi.

"Pertama, dengan teman-teman menyampaikan pendapat, difasilitasi dengan baik, dan pendapatnya kemudian didengar oleh DPR RI itu kan menandakan bahwa demokrasi di Indonesia masih hidup dan sehat," ujarnya saat dikonfirmasi era.id.

Alasan lainnya, kata Agil, ialah putusan yang dikeluarkan MK terkait pilkada baru-baru ini, menandakan tidak pengumpulan kekuasaan di satu lembaga.

"Yang kedua, keputusan MK itu kan kalau secara politik juga menandakan bahwa tidak ada pengumpulan kekuasaan di satu kamar. Baik itu di legislatif atau di eksekutif. Semua kan kamar-kamar lembaga tinggi negara punya pandangannya," ucapnya.

Terkait captionnya yang dihapus, Agil kembali beralasan.

"Saya menghapus itu bukan karena apa-apa. Tapi karena saya ingin nantinya akan menuliskan postingan pemikiran saya soal putusan MK," katanya.

Ia juga meminta agar masyarakat menghargai orang yang memiliki pendapat lain. "Mari kita jaga demokrasi bareng-bareng, menghargai perbedaan pendapat, fokus on the point saja, yang pro ya fokus terhadap keproannya, yang kontra juga fokus. Jangan ada kemudian perdebatan atau kemudian pergunjingan di antara level yang pro dan kontra," tambahnya.

Rekomendasi