Investasi Laris Manis, Pertumbuhan Ekonomi Jabar Stabil

| 19 Sep 2024 10:09
Investasi Laris Manis, Pertumbuhan Ekonomi Jabar Stabil
Pj Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin (tengah) bersama Plh Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal pada Kementerian Investasi, Saribua Siahaan (paling kanan) (Era.id/Reza Deny)

ERA.id - Upaya Pemprov Jabar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kini terbilang membuahkan hasil yang positif. Hal itu diakui Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin.

Setidaknya pertumbuhan ekonomi Jabar stabil di pada kuartal kedua 2024 dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 4,95 persen. Kestabilan ekonomi itu berkat sektor investasi yang tumbuh 1,40 persen.

Bey menambahkan, pertumbuhan investasi ini juga berdampak pada peningkatan serapan tenaga kerja di Jabar. Pada Semester I 2023 tercatat ada 119.866 pekerja, sedangkan di semester I 2024 tercatat ada 185.967 pekerja.

"Itu menunjukkan hubungan langsung antara realisasi investasi dan penciptaan lapangan kerja," kata Bey seusai mendatangi West Java Investment Summit (WJIS) 2024 di Trans Luxury Hotel, Bandung, Kamis (19/9/2024).

Bey menjelaskan, realisasi investasi di Jabar meningkat dari Rp 103,6 triliun pada semester I 2023 menjadi Rp 128,32 triliun pada semester I 2024.

Capaian itu menjadi sebuah tolok ukur bahwa Jabar masih menjadi primadona untuk para investor. Apalagi, Jabar juga terbilang berhasil menciptakan iklim investasi yang baik.

"Tapi yang penting kenaikan investasi ini berdampak langsung pada penciptaan lapangan kerja," kata dia menjelaskan.

Dalam WJIS yang diinisiasi oleh Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Kpw Bank Indonesia Jabar ini, Bey menargetkan investasi sebesar Rp117,6 triliun.

"Kami targetkan investasi sebesar Rp117,6 triliun. Dari 40 proyek yang ditawarkan," ujarnya.

Menurutnya, target itu merupakan hal yang realistis lantaran ada sejumlah kesepakatan investasi yang terjadi dalam WJIS tahun ini. Satu di antaranya, kesepakatan investor dengan Pemkab Sukabumi dalam investasi peningkatan produktifitas padi.

"Ada penandatangan MoU seperti peningkatan teknologi di Sukabumi. Itu peningkatan produktivitas padi nilainya Rp 1,5 triliun," kata dia.

Selain itu, terdapat ketertarikan dari produsen kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) dari Vietnam, VinFast yang akan membangun pabrik di Subang Smartpolitan.

"Jadi beberapa daerah Subang, Karawang, dan juga tadi juga di BIJB Aerocity sudah mulai pembebasan lahan sebesar 1.600 hektare. Jadi, ya untuk Kertajati, sudah ada investasi yang masuk," tuturnya.

Bahkan, investor dari Jepang, Korea Selatan, Tiongkok, Singapura, UAE, Australia, Belanda, Tanzania, Polandia, dan Angola turut menyatakan ketertarikannya.

Dalam kesempatan yang sama, Plh Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal pada Kementerian Investasi, Saribua Siahaan menambahkan, investment project ready to open menjadi salah satu cara pemerintah menghasilkan investor.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, ketika investor tertarik dalam satu proyek mereka sudah bisa mengkalkulasi berapa besaran modal yang akan digelontorkan.

"Jadi itu merupakan suatu kepastian buat investor sebelum dia memutuskan, oke saya akan investasi di sektor ini, lokasinya di sini," kata Saribua.

Dia menyebut Jabar menjadi salah satu tempat yang sangat dipopulerkan oleh investor. Hal itu terbukti ketika Jepang mau berinvestasi sangat banyak di Jabar.

"80 persen investasi dari Jepang itu ada di Jawa Barat. Jadi ini adalah keumpulkan bisnis yang terbaik," ujarnya.

Rekomendasi