ERA.id - Sejumlah perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Makassar menegaskan tidak terlibat dalam aksi pembakaran kantor DPRD Sulawesi Selatan dan DPRD Makassar pada 29 Agustus lalu. Insiden tersebut menewaskan empat orang dan menyebabkan sejumlah lainnya luka-luka.
Ketua BEM Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin, Muh Alwi Nur, menilai peristiwa itu mencederai citra mahasiswa.
“Itu tindakan oknum yang merusak nama baik Makassar sekaligus mencoreng gerakan ideal mahasiswa. Kota ini sejak lama dikenal sebagai rahim aktivis bangsa, sehingga kejadian itu harus diusut tuntas,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (5/9/2025).
Hal senada disampaikan Ashabul Kahfi dari BEM Universitas Negeri Makassar (UNM). Ia menegaskan pihaknya tidak berada di lokasi saat peristiwa terjadi.
“Kota Makassar adalah kota demokrasi. Kami terbuka dengan semua kalangan, tapi perlu ditegaskan pembakaran di Gedung DPRD bukan berasal dari kami,” katanya.
Perwakilan BEM Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Muh Hasmi, menduga ada pihak lain yang menunggangi aksi mahasiswa hingga berujung ricuh.
“Setiap gerakan mahasiswa selalu ada yang mencoba mengatasnamakan mahasiswa. Namun jelas, tindakan anarkis itu lebih mencerminkan kelompok anarko, bukan gerakan mahasiswa,” tegasnya.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam pertemuan bersama Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, Kamis (4/9/2025) kemarin.
Munafri menegaskan pemerintah mendukung mahasiswa dalam menyuarakan aspirasi selama dilakukan secara damai.
“Paling penting kita sama-sama menjaga Makassar tetap aman dan demokratis. Pemerintah tidak akan menutup diri, ruang diskusi seperti ini justru harus rutin dilakukan,” kata Munafri yang akrab disapa Appi.
Appi juga menegaskan perlunya kolaborasi antara mahasiswa dan pemerintah.
“Kami butuh masukan dan pemikiran dari adik-adik mahasiswa. Karena itu, ruang komunikasi harus terus kita jaga, bahkan bisa rutin tiap bulan,” tambahnya.
Sementara itu, kepolisian telah menetapkan 29 orang sebagai tersangka dalam kasus tersebut. Hingga kini, empat orang meninggal dunia dan empat lainnya masih menjalani perawatan medis akibat kericuhan itu.