ERA.id - Warga Jalan Kandea III, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, mengaku kecewa atas sikap kepolisian yang dinilai lamban merespons perang kelompok. Bentrokan tersebut berdampak pada terbakarnya lima rumah warga.
Sultan (60), salah seorang korban yang rumahnya terbakar, mengatakan dirinya sempat meminta bantuan polisi sebelum kejadian. Ia mengaku sudah menghubungi Polsek Tallo saat kelompok anak-anak mulai terlibat bentrok, namun panggilannya tidak direspons.
“Sekitar jam 2 siang saya telepon Polsek, tapi tidak ada yang angkat. Masih perang-perang kecil, saya minta tolong supaya dibubarkan, tapi tidak ada yang datang,” kata Sultan saat dikonfirmasi ERA, Kamis (25/9/2025).
Bentrok kemudian semakin membesar hingga massa menggunakan anak panah, senapan angin, petasan, dan bom molotov.
Sekitar pukul 03.00 WITA, rumah Sultan dilempari bom molotov hingga terbakar. Ia sempat berusaha memadamkan api, tetapi terpaksa menyelamatkan diri karena mendapat serangan panah dari massa.
Perang kelompok di wilayah Kandea III disebut sudah berlangsung sejak sebulan terakhir. Sultan menilai pihak kepolisian tidak serius menuntaskan masalah ini.
Ia juga menyesalkan sikap Kapolsek Tallo, Kompol Syamsuardi, yang menurutnya hanya menyaksikan bentrokan dari atas jembatan tanpa bertindak.
“Kenapa dia menonton di jembatan? Di sini sudah berapa kali perang, jelas ada pembiaran,” ungkap Sultan.
Akibat rumahnya terbakar, Sultan bersama istri dan dua anaknya sementara waktu mengungsi ke rumah keluarga. Ia berharap pihak pemerintah, kepolisian, maupun TNI turun langsung menjaga keamanan di wilayah tersebut.