Viral Pria Ngaku GAM Cegat Kapal dan Minta Logistik Bantuan Bencana di Aceh

| 09 Dec 2025 08:07
Viral Pria Ngaku GAM Cegat Kapal dan Minta Logistik Bantuan Bencana di Aceh
Warga menyaksikan sejumlah rumah rusak tertimbun lumpur dan sampah kayu pascabanjir bandang di Desa Manyang Cut, Kecamatan Mereudu, Kabupaten Pidie, Aceh, Kamis (27/11/2025). (Antara)

ERA.id - Beredar video yang memperlihatkan sejumlah pria yang mengaku bagian dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM) meminta logistik untuk korban banjir bandang ke prajurit TNI.

Dari video dan narasi di akun Twitter atau X @Heraloebss, sekelompok orang ini mengadang kapal yang hendak menyalurkan bantuan. Satu di antara pria tersebut memakai seragam dan baret merah. Dia tampak berdebat ke prajurit TNI di sebuah kapal.

Pria itu juga mengaku sebagai staf Gubernur Aceh Muzakir Manaf. Perdebatan terjadi karena mereka meminta "jatah" logistik. Prajurit TNI menolak memberikan sebagian bantuan tersebut dan memintanya agar berkoordinasi dengan Muzakir Manaf jika memang stafnya.

Dalam perdebatan itu, pria tersebut kemudian menegaskan tak mengancam TNI dan relawan yang bekerja. Kedatangannya juga bukan maksud untuk merampas.

Seorang petugas pun menjelaskan jika timnya datang ke Aceh untuk memberikan bantuan ke warga yang terdampak banjir bandang.

Dikonfirmasi, Kapuspen TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah menjelaskan pria tersebut bukanlah anggota GAM. "Berdasarkan informasi yang telah kami verifikasi, peristiwa dalam video tersebut benar terjadi. Namun bukan dilakukan oleh kelompok bersenjata GAM, melainkan oleh dua orang anggota KPA (Komite Peralihan Aceh) Meja Ijo Idi Cut di Aceh Timur," kata Freddy saat dihubungi, Senin (8/12/2025).

Freddy menjelaskan kejadian itu terjadi ketika dua individu tersebut mencegat Kapal Feri Express Bahari yang membawa logistik bantuan banjir dari Ketua TP PKK Aceh untuk wilayah Aceh Tamiang, Langsa, dan Aceh Timur, Kamis (4/12).

Keduanya meminta agar sebagian logistik disalurkan kepadanya. Namun karena anggota KPA ini tak dapat menunjukkan surat perintah atau keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, TNI tak memberikannya.

"Petugas kapal menolak karena distribusi bantuan harus mengikuti prosedur resmi.

Ketika aparat keamanan laut mendekat, kapal bantuan langsung melanjutkan perjalanan menuju Kuala Langsa," tuturnya.

Jenderal bintang dua TNI ini menyebut tindakan kedua orang itu merupakan perbuatan arogan dan tidak dapat dibenarkan. Sebab dapat menghambat distribusi bantuan kepada masyarakat yang terdampak bencana.

Freddy kemudian mengatakan TNI bersama aparat keamanan setempat telah melakukan langkah-langkah untuk memastikan keamanan jalur distribusi bantuan, termasuk jalur laut, agar kejadian serupa tidak terulang dan para pemberi bantuan merasa aman. 

"Kami mengimbau seluruh pihak untuk tidak menghalangi distribusi bantuan dalam kondisi darurat kemanusiaan. Fokus utama kita adalah mempercepat penanganan banjir dan menjamin bantuan sampai kepada masyarakat yang membutuhkan," imbuhnya.

Rekomendasi