ERA.id - Presiden RI Joko Widodo meresmikan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo, Kota Surabaya, Kamis (6/5/2021).
Dalam sambutannya pada peresmian itu, Presiden memuji kinerja Wali Kota Surabaya atas keberhasilan mewujudkan fasilitas tersebut.
"Proses pengolahan sampah yang sebentar lagi akan kita lihat, ini sudah sejak 2018 saya siapkan perpresnya, saya siapkan PP-nya," ujar Presiden mengawali sambutannya dari lokasi peresmian di Surabaya, yang disaksikan melalui Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Kamis.
Kepala Negara mengatakan berdasarkan pengalaman yang dialaminya sejak 2008, saat dirinya masih menjadi wali kota, kemudian menjadi gubernur, lalu menjadi Presiden, tidak bisa merealisasikan pengolahan sampah menjadi listrik.
"Sehingga keluar Perpres 16 Tahun 2018 mengenai investasi. Keluar lagi Perpres 35 Tahun 2018 mengenai tarif listrik, untuk memastikan pemda berani mengeksekusi," ujar dia.
Menurut Presiden, pemda takut mengeksekusi karena khawatir dipanggil pihak berwenang lantaran tidak ada payung hukum yang jelas. Akhirnya pemerintah mengeluarkan PP mengenai pengelolaan barang daerah.
"Tapi memang kecepatan bekerja Pemerintah Kota Surabaya patut kita acungi jempol. Sehingga selesai pertama dari tujuh kota yang saya tunjuk lewat perpres, ini yang pertama jadi. Yang lain masih maju mundur, maju mundur. Sehingga sekali lagi saya acungi dua jempol untuk Pemerintah Kota Surabaya baik wali kota lama maupun baru," jelasnya.
Untuk pertama kalinya, Indonesia akan mempunyai Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik dengan total kapasitas 11 megawatt.
Rencananya, PSEL Benowo akan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Pak @jokowi #PSELbenowo #BanggaSurabaya pic.twitter.com/Kw2EFpDWbF
— Humas Kota Surabaya (@BanggaSurabaya) May 5, 2021
Presiden menyadari memang tidak mudah merealisasikan fasilitas pengolahan sampah menjadi energi listrik.
Dirinya mengeluarkan perpres dan peraturan pemerintah agar seluruh kota bisa merealisasikan hal tersebut.
"Karena urusan sampah bukan urusan menjadikan sampah menjadi listrik, bukan itu. Tapi urusan kebersihan kota, nanti kalau ada masalah pencemaran karena sampah yang ditumpuk kemudian kalau hujan menghasilkan limbah lindi, problem semuanya," katanya.
Adapun Presiden menerima laporan dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengenai adanya masalah dengan tambak sekitar.
Namun dia mengapresiasi dan menghargai instalasi pengolahan sampah menjadi energi listrik yang berbasis ramah lingkungan sudah terealisasi di Surabaya.
"Nanti kota-kota lain saya perintah untuk, udah lah nggak usah ruwet-ruwet pakai ide-ide, udah lah lihat saja Surabaya, tiru, kopi. Saya rasa itu saja. Dengan mengucap bismillahirahmanirahim, saya resmikan instalasi pengolahan sampah menjadi energi listrik berbasis energi ramah lingkungan pada sore ini," jelas Presiden.
Peresmian ditandai penekanan tombol sirine dan penandatangan prasasti.