ERA.id - Program Makassar Recover (MR) besutan Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan "Danny" Pomanto ternyata tak berjalan dengan mulus di lapangan.
Kepada ERA, Danny bilang programnya berusaha dijegal oleh bawahannya sendiri. Padahal menurut Danny, MR sejatinya akan membantu masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Secara gamblang Danny bilang, sejumlah warga menolak program tersebut, entah dengan alasan apa. Intinya, Danny berkata, kalau semua keriuhan diinisiasi dari beberapa camat dan lurah.
Bukan cuma itu, menurut Danny, para camat dan lurah sudah tidak menyukai dirinya lagi, makanya ia menggalang kekuatan warga untuk menolak MR.
"Iye (iya) mereka (camat/lurah) memprovokasi masyarakat agar menolak MR (Makassar Recover)," akunya melalui sambungan teleponnya, Sabtu (10/2021).
Sementara dilansir dari Smart FM, Danny berkata tegas bahwa banyak lurah yang menjilat kerjanya. "Lurah ini berkinerja jelek. Yang cenderung menjilat kerjanya. Pasti akan saya selesaikan!"
"Lurah itu teridentifikasi ada 30. Tapi coba saya lihat, apa 30-nya (dipecat). Tapi kalau ada yang masih bisa dimaafkan, ya dimaafkan. Tapi kalau ada yang provokasi masyarakat, tak ada maaf."
Dari kemarahannya itu, dua nama mengemuka. Mereka yakni Camat Bontoala, Syamsul Bahri dan Camat Manggala, Ansar Umar. Keduanya diduga memprovokasi masyarakat untuk menghalau MR dan anggota Satgas Detector Covid-19.
"Bontoala agak keras, karena dia dengan sangat berani menyampaikan di warung kopi semua. (Camat) Bontoala juga tidak hadir di-GeNose, terlambat. (Camat) Manggala bingung-bingung juga saat ditanya kenapa kau tidak hadir di GeNose," tegas Danny.
ERA berusaha mengonfirmasi ke Camat Bontoala, Syamsul Bahri. Namun hingga saat ini, pertanyaan yang dilayangkan melalui pesan singkat WhatsApp hanya dibaca dan belum dibalas.