Tim Editor
ERA.id - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengakui, pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang dilaksanakan selama satu pekan masih belum optimal.
Pasalnya masih banyak terjadi pelanggaran dan angka kasus positif COVID-19 di Kota Solo masih tinggi.
Gibran mengakui angka kasus harian COVID-19 di kota Solo masih tinggi. Kemarin tercatat angka kasus harian terjadi pada Minggu (11/7/2021) dengan 526 kasus. Sehingga dari evaluasi yang dilakukan, PPKM Darurat belum bisa menekan angka penyebaran.
”Belum, belum bisa,” kata Gibran saat ditemui di Balai Kota Solo Senin (12/7/2021).
Menurutnya masih banyak pelanggaran yang dilakukan masyarakat. Untuk itu ia meminta pada semua pihak agar bisa memperketat pengawasan di lapangan. Harapannya pada pekan kedua, ada perkembangan dan PPKM Darurat bisa menunjukkan hasil.
”Semoga minggu depan menunjukkan hasil,” katanya.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Solo Arif Darmawan mengakui pelanggaran yang terjadi mayoritas dari warung-warung yang memperbolehkan makan di tempat.
”Banyak warung yang bandel, jadi dari luar kelihatannya tutup, di dalam gelap. Tapi ternyata saat kita masuk, banyak orang yang makan di tempat,” kata Arif.
Selain itu masih banyak warga yang menggelar hajatan meskipun sudah ada larangan. Akhir pekan lalu, Satpol PP membubarkan empat hajatan yang nekat mengundang banyak orang.
”Titiknya ada di Jayengan, Joyontakan, Semanggi dan Mojosongo. Kemarin langsung kami bubarkan semua. Masih ada lagi laporan hajatan, tapi setelah sampai lokasi acaranya sudah selesai,” ucapnya.
Rencananya kedepan Satpol PP akan bekerjasama dengan tim dari Kejaksaan untuk melaksanakan sidang di tempat bagi warga yang nekad melanggar aturan PPKM Darurat. ”Ada sidang Tipiring (tindak pidana ringan). Saat ini bagian hukum sedang menyiapkan Perda-nya,” katanya.
