ERA.id - Peternak ayam potong atau broiler di Desa Pusporenggo Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah merasakan kesulitan menjual hasil panen ternaknya karena dampak gerakan "Boyolali di Rumah Saja" setiap hari Minggu dan masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di wilayahnya.
Sebab aturan, akibatnya pengadaan bibit ayam potong yang sering terlambat datang di peternakan, kata Radityo Herlambang (40), salah satu peternak ayam di Desa Pusporenggo, Kecamatan Musuk Boyolali, Kamis (22/7/2021).
"Penyerapan hasil panen ayam di Boyolali menjadi lebih sedikit karena daya beli masyarakat yang menurun yang signifikan. Terlebih kegiatan masyarakat seperti hajatan telah dibatasi oleh pemerintah. Sehingga, peternak biaya operasional ikut membengkak," kata Radityo.
Peternak juga terkena dampak pulsa listrik yang terus membengkak karena menggunakan mesin blower dengan tenaga listrik di peternakan.
Kata Radityo, sebelum pandemi COVID-19, hasil ternak yang keluar mencapai sebanyak 9.000 ekor dan mampu panen setiap dua hingga tiga hari sekali.
Namun, setelah pandemi COVID-19 melanda Kabupaten Boyolali, ia hanya mampu panen 30 hingga 35 hari sekali. Bahkan, dia kini baru bisa memanen ayamnya hingga 45 hari sekali karena dampak PPKM.
Soal bibit ayam, Radityo bilang perusahaan penyedia bibit sering terlambat datang ke tempatnya karena dampak PPKM. "Sehingga kandang yang telah dipersiapkan, itu kosong, karena anak ayam terlambat datang," katanya.
Meski usaha peternakan ayamnya masih mendapat keuntungan, tetapi pendapatannya menjadi berkurang hingga sekitar Rp5 juta di setiap panen, karena prosesnya butuh waktu yang lama dibanding hari biasanya.
"Pada pandemi ini, ayam sudah proses panen, pembeli dan pasar-pasar dibatasi. Sehingga, penyerapan hasil panen ayam susah untuk keluar karena PPKM," terangnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pusporenggo Alif Muktiyana mengatakan pihaknya terus memberikan dukungan kepada sepuluh peternak ayam di Desa Pusporenggo.
"Kami berharap mudah-mudah para peternak tetap bertahan menghadapi suasana yang tidak menentu ini, dan tetap bersabar. Peternak tetap melanjutkan usahanya, tidak patah semangat sehingga tidak berhenti. Mereka masih ada harapan penghasilan setiap hari," katanya.