Bima Arya Gandeng IPB dan Unpak Bogor untuk Teliti Saluran Air Peninggalan Zaman Kolonial

| 29 Aug 2021 07:30
Bima Arya Gandeng IPB dan Unpak Bogor untuk Teliti Saluran Air Peninggalan Zaman Kolonial
Bima Arya (Diman Sutini/ Era.id)

ERA.id - Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto memastikan bahwa saluran air yang ditemukan di Jalan Nyi Raja Permas dekat pembangunan Alun-alun Kota Bogor merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda.

Namun, kata Bima, harus dipastikan dulu fungsi dari saluran air itu apakah betul, saluran air tua peninggalan zaman kolonial ini berfungsi hanya saluran atau ada fungsi lain.

"Kita akan berkomunikasi dengan IPB dan Unpak untuk memeriksa lebih lanjut saluran itu dengan peralatan khusus. Agar, bisa terdeteksi luas, panjang dan lain sebagainya," kata Bima seusai melakukan pengecekan di saluran air peninggalan zaman kolonial tersebut pada hari Sabtu (28/08/2021).

Bima mengungkapkan akan melakukan kajian apakah memungkinkan direvitalisasi lagi. Karena tahun 2016 sudah punya masterplan drainase Kota Bogor.

"Ini harus disesuaikan. Apalagi kawasan ini akan terus kita bangun ada Alun-Alun, Masjid Agung, pengembangan stasiun, otomatis drainasenya harus rapih," ucapnya.

Tak hanya itu, masih kata Bima, saluran air ini tidak hanya terkoneksi di wilayah sekitar Stasiun Bogor saja. Karena itu, pihaknya ingin melakukan pendalaman lebih lanjut.

"Tentu drainase ini tidak hanya terkoneksi di wilayah sini saja. Kemungkinan dari Siliwangi dan lainnya. Kita ingin kerjasama pertama untuk dikeruk, digali sampai sejauh mana dan apakah bisa digunakan dan difungsikan lagi sebagai saluran air," jelas Bima.

Di sisi lain, tambah Bima, hasil pemantauannya kemungkinan saluran tersebut itu bisa mencapai ketinggian sekitar 2 meter. Karena, diperkirakan sedimentasi di dalamnya masih cukup dalam.

"Kita lihat karena ada beberapa kemungkinan tingginya dua meter. Orang bisa jalan. Kita lihat nanti fungsinya untuk apa. Tadi saya coba tusuk pakai linggis, kemungkinan lebih dalam juga. Bisa saja orang berdiri di situ, bisa saja orang jalan di situ kalau lihat sedimentasinya. Makanya akan kita lakukan pengerukan, normalisasi di bawah bertahap. Cuma karena nggak ada oksigen harus hati-hati," bebernya.

Kemudian, saluran seperti ini sebelumnya juga sempat ditemukan di daerah lain seperti Sukabumi, Klaten dan Bekasi. Dimana, juga diperkirakan saluran ini sudah ada sebelum Stasiun Bogor berdiri.

"Mirip dengan di Sukabumi, Klaten dan info terakhir di Bekasi. Jadi memang sisa-sisa peninggalan zaman Belanda dulu. Tapi sekali lagi apakah ini saluran air atau lain itu mesti didalami. Kemungkinan ini (dibangun) tahun 1800-an. Sebelum stasiun dibangun malah, karena rel di atas ini," pungkasnya.

Rekomendasi