ERA.id - Gubernur Provinsi Kalimantan Timur Isran Noor menyatakan Presiden RI Joko Widodo berjanji akan terus mengirim vaksin Covid-19 untuk masyarakat di Kalimantan Timur.
Hal ini disampaikan ketika pada September depan Indonesia akan kedatangan 60 juta dosis vaksin, lalu, pada Oktober, ada tambahan 70 juta dosis vaksin lainnya, melansir ANTARA, (30/8/2021).
"Berapa jumlah yang akan dikirim ke Kaltim, kita berharap selalu ada dikirim. Karena, kita sangat memerlukan. Presiden Jokowi janji akan kirim terus," kata Isran Noor di Samarinda, Ahad.
Provinsi Kaltim menargetkan setiap hari bisa mencapai 10-15 ribu dosis vaksinasi kepada masyarakat, apabila vaksin tersedia.
Menurut Isran, kebutuhan vaksin ini sangat diperlukan, karena prevalensi penyebaran Covid-19 beberapa pekan lalu cukup tinggi di Kaltim. "Alhamdulillah, sekarang mulai menurun. Tetapi, kami berharap meski menurun, vaksinasi tetap menjadi utama," ujarnya.
Berdasarkan data, Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim telah menerima bantuan vaksin dari Pemerintah Pusat sebanyak lima kali dalam sepekan terakhir dengan total vaksin lebih dari 50 ribu dosis.
Sejumlah agenda pelaksanaan vaksinasi juga telah terjadwal di sejumlah wilayah di Kaltim, di antaranya di Samarinda di GOR Segiri, Islamic Center untuk masyarakat umum.*
Terkait belum meratanya distribusi vaksin Covid-19, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut faktor keterbatasan stok dan teknis produksi di dalam negeri sebagai penyebabnya, melansir ANTARA.
"Permasalahan sebenarnya adalah karena memang vaksinnya belum datang semua. Kita butuh vaksin 426 juta dosis. Yang kita terima sampai saat ini 130 juta dosis," kata Siti Nadia Tarmizi melalui keterangan tertulis, (26/7/2021).
Menurut Nadia dari total 130 juta dosis vaksin yang tersedia di Indonesia, sebanyak 68 juta dosis di antaranya sudah didistribusikan ke seluruh daerah.
Sebanyak 50 persen dosis vaksin COVID-19 didistribusikan ke tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Sebab angka kasus di wilayah itu yang cukup tinggi. Sisanya, disebar ke 27 provinsi di luar Jawa dan Bali.
"Otomatis pembagiannya akan berbeda-beda. Memang jumlah vaksin yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan kita, karena vaksin datangnya bertahap," katanya.
Di samping itu, kata Nadia, jumlah vaksin yang didistribusikan menuju fasilitas pelayanan kesehatan di daerah juga disesuaikan dengan perhitungan seperti laporan stok vaksin hingga kecepatan laju penyuntikan.