ERA.id - Pemerintah Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berhasil mengembangkan program inovasi Kebun Sawit Rakyat Manfaatkan Tanah Terintegrasi Perusahaan dan Pemerintah atau disebut "Bu Sara Mantan Terindah".
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka, Elius Gani di Sungailiat melalui pesan elektronik Kamis mengatakan, inovasi "Bu Sara Mantan Terindah" dilatarbelakangi semangat dan komitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat disekitar perusahaan perkebunan kepala swait karena hanya sebagai buruh berpenghasilan rendah di perusahan perkebunan.
"Masyarakat disekitar perusahaan kepala sawit yang masuk dalam kategori miskin karena kehilangan akses lahan sehingga hanya sebagai buruh dengan berpenghasilan rendah di perusahaan itu," katanya, Kamis (9/9).
Inovasi "Bu Sara Mantan Terindah" merupakan kebijakan Pemerintah Kabupaten Bangka untuk mensinergikan pihak perusahaan perkebunan, perbankan, masyarakat petani kebun agar petani memiliki kebun kelapa sawit sendiri sehingga mampu mengurangi kesenjangan sosial, memperluas kesempatan kerja dan menambah pendapatan keluarga.
"Inovasi "Bu Sara Mantan Terindah" mengedepankan pendekatan konkrit, holistik dan sistemik seperti petani dapat memiliki kebun kelapa sawit hanya dengan bermodalkan lahan, produktivitas kebun sesuai standar budidata perkebunan kelapa sawit," jelasnya, seperti dilansir Antara.
Dengan inovasi ini memberikan dampak positif yang cukup besar dimana sebanyak 915 kepala keluarga petani di Kabupaten Bangka sudah memiliki kebun kelapa sawit sendiri dengan total lias kurang lebih 1.651,96 hektare dengan penghasilan petani dalam sebulan mampu mencapai Rp5 sampai 5 juta per dua bulan.
"Secara langsung dampak positif dari pengembangan inovasi "Bu Sara Mantan Terindah" mampu mendukung program menghapus kemiskinan, mengakhiri kelaparan, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, berkurangnya kesenjangan dan kemitraan untuk mencapai tujuan," kata Elius Gani.
Inovasi ini juga berhasil mereplikasi wilayah dari lima desa menjadi 18 desa, lima kelompok tani menjadi 28 kelompok tani, 125 kepala keluarga menjadi 915 kepala keluarga dari 250 hektare menjadi 1.651,96 hektare serta dari satu perusahaan mitra menjadi empat perusahaan mitra.