ERA.id - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) DIY menerjunkan tim investigasi ke Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta untuk merespons laporan tindakan kekerasan.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DIY, Budi Argap Situngkir, bahkan menyatakan akan mencopot Kepala Lapas jika laporan itu terbukti benar.
"Kalau benar memang perlakuan sampai dipukul pakai selang dan sebagainya, kita akan copot kalapasnya. Tapi kalau tidak benar, alangkah sayangnya kita menzalimi," tutur Budi saat jumpa pers di Lapas Narkotika Yogyakarta, Sleman, Selasa (2/11/2021).
Tindakan tak manusiawi oleh petugas lapas dilaporkan kepada Ombudsman RI Perwakilan DIY oleh Vincentius dan sejumlah mantan napi, Senin (1/11/2021). Menurut Budi, Vincentius saat ini tengah menjalani program Cuti Bersyarat (CB) hingga Maret 2022.
"Mulai dari kemarin malam kami sudah memerintahkan Kepala Divisi untuk melakukan investigasi sampai dengan saat ini. Kami berjanji tidak akan pernah mentolerir bagi petugas yang melakukan pelanggaran-pelanggaran," ujarnya.
Selain itu, Budi berjanji pihaknya akan terbuka dan melaksanakan investigasi di lapas narkotika yang dia anggap terkeren di Indonesia itu.
"Kalau ini benar memang ada perlakuan-perlakuan (yang tidak wajar), kami janji akan tindak dengan tegas, tidak ada toleransi. Kami berjanji, petugas yang melakukan penganiayaan pasti kami tindak," tegasnya.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham DIY, Gusti Ayu Putu Suwardani, menyatakan program pembinaan di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta telah berjalan dengan baik selama dua tahun terakhir.
"Ini kami diganggu lagi dengan satu statement yang kami sedang selidiki.
Kami sedang koordinasi dengan Ombudsman, termasuk dengan mitra-mitra yang lainnya," lanjutnya.
Kanwil Kemenkumham DIY menyatakan Lapas Narkotika Yogyakarta telah bersih dari narkoba, HP, dan pirantinya hingga menjadi ikon program Bersinar Hatinya.
"Itu semua seperti dibalik karena satu cerita. Ini kemugkinan luapan kekecewaan karena beliau (Vincentius) residivis yang mondar-mandir, dua kali masuk lapas," katanya.
"Biar bagaimanapun, warga binaan adalah manusia yang dititipkan kepada kami untuk dibina, bukan dibinasakan," tutur Gusti Ayu.