Resmikan Pengolahan Limbah Terpadu di Sumut, Erick Thohir: Kita Harus Bertransformasi ke Ekonomi Hijau

| 25 Nov 2021 20:14
Resmikan Pengolahan Limbah Terpadu di Sumut, Erick Thohir: Kita Harus Bertransformasi ke Ekonomi Hijau
Menteri BUMN Erick Thohir (Muchlis/era.id)

ERA.id - Menteri BUMN Erick Thohir mengajak seluruh stakeholder di Kawasan Industri Medan (KIM) segera bertransformasi menuju ekonomi dan energi hijau (Green Ekonomi dan Green Energy), saat meresmikan fasilitas pengelolaan limbah terpadu (FPLT) di Sumut, Kamis (25/11/2021).

"Ini adalah hal yang tidak bisa dihindarkan karena ini bagian dari tanggung jawab kita untuk generasi yang akan datang. Mau tidak mau, kita harus bertransformasi, kalau tidak, daya saing kita akan tertinggal," kata Menteri Erick Thohir, Kamis (25/11/2021).

Kata Menteri Erick, transformasi ke arah green energi dan green ekonomi menjadi keharusan dalam menghadapi kompetisi pada level global.

Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, lanjutnya, sudah lama punya visi meningkatkan daya saing nasional melalui pembangunan infrastruktur.

Banyak pihak sebelumnya tidak yakin target infrastruktur dapat terlaksana, mengingat biaya yang begitu besar dan proses pengembalian modal yang sangat lama.

"Tetapi itulah fundamental kalau kita bicara ekosistem secara keseluruhan untuk persaingan industri. Karena persaingan industri itu perlu infrastruktur logistik dan kawasan industri," ungkapnya.

Terkait pembangunan FPLT, Menteri Erich Thohir menyebut orientasi ekonomi hijau dan energi hijau menjadi keharusan. Pada pertemuan-pertemuan global, green ekonomi menjadi visi global di masa depan.

Untuk itu Erich mendorong kawasan industri dibawah BUMN dan bekerjasama dengan pemerintah daerah, membangun sinergi dengan pelaku usaha dalam membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan yakni ekonomi hijau dan energi hijau.

"Kami di BUMN terus mengkonsolidasikan kawasan industri yang bekerja sama dengan pemerintah daerah, tapi banyak yang sudah tertinggal. Padahal kalau kita bicara KTT G20 dan COP26, kalau kita mau berkompetisi, selain infrastruktur jalan tol, selain pelabuhan, selain cost logistin murah, namun juga infrastruktur di kawasan industri harus mulai green, harus hijau," tegasnya.

Direktur Utama PT Adhi Karya, Entus Asnawi menjelaskan, FPLT yang diresmikan Menteri BUMN itu, berkapasitas 24 ton dan merupakan pembangunan tahap pertama.

Terdapat empat Incinerator limbah B3 dengan kapasitas masing-masing 300 kilogram perjam. Sehingga jika dioperasikan selama 20 jam kerja, dapat mengolah limbah sebanyak 24 ton.

"Pak menteri BUMN telah meresmikan fasilitas pengelolaan limbah milik PT Adhi Karya di Kawasan Industri Medan (KIM), dan ini memang pengelolaannya untuk wilayah Sumatera," kata Entus.

Dia menjelaskan, dalam waktu dekat, fasilitas pengolahan limbah itu akan dioperasikan. Sedangkan dalam jangka menengah pihaknya akan melanjutkan pembangunan FPLT tahap kedua dan jangka panjang akan pengembangan model-model fasilitas pengelolaan limbah terpadu di wilayah lain.

"Untuk tahap awal, targetnya adalah 550 tenan yang ada di KIM. Dan selanjutnya akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengolah limbah B3 rumah sakit," pungkasnya.

Rekomendasi