ERA.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menyatakan hari ketiga penanganan dampak banjir yang tersebar di enam kecamatan dengan jumlah pengungsi terus bertambah menjadi 4.809 jiwa.
"Ada penambahan jumlah pengungsi menjadi 4.809 jiwa dari sebelumnya tercatat sebanyak 3.026 jiwa," kata Kepala BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin.
Sedangkan untuk titik-titik pengungsian dari semula terdata 37 titik, kini menjadi 34 titik tersebar di enam kecamatan lokasi banjir.
"Penambahan pengungsi ini sejak kemarin hingga siang tadi, karena beberapa warga memilih mengungsi di tempat aman, dari pada bertahan di rumahnya dengan kondisi cuaca ekstrem," ungkap Hendra.
Saat ini langkah cepat diambil BPBD Makassar adalah memfokuskan penanganan evakuasi kepada warga yang masih terjebak genangan air di rumahnya, terutama di wilayah rawan genangan seperti di Perumnas Antang Blok 8 dan 10, dan kompleks Swadaya di Kecamatan Manggala serta jalan Katimbang Kodam 3, Kecamatan Biringkanaya.
"Kita prioritaskan dulu evakuasi warga, untuk mendapatkan tempat aman. Kami menurunkan personel dan perahu di Blok 8 dan 10 serta Kodam 3 serta komplek Swadaya," paparnya menjelaskan.
Data BPBD Makassar mencatat enam kecamatan yang dilanda puncak banjir mulai Selasa (7/12), yakni Kecamatan Biringkanaya, Manggala, Panakukang, Tamalate, Tamalanrea, dan Rappocini.
​Didata pula berapa jumlah unit rumah yang terdampak banjir di enam kecamatan tersebut. Tim masih melakukan asesmen atau pendataan, sebab ada tiga fase penanganan yang dilakukan, mulai siaga darurat, tanggap darurat dan pascabencana.
Menurut dia, banjir yang terjadi saat hujan lebat sejak Ahad (5/12) hingga Selasa (7/12) adalah hal yang luar biasa, dan baru kali ini hampir seluruh wilayah di Makassar terendam air.
Kemungkinan besar, kata dia, penyebabnya karena air pasang laut dengan gelombang cukup tinggi ditambah intensitas hujan cukup tinggi, membuat air sungai meluap ke permukaan hingga menggenangi rumah warga dan jalanan.
"Penanganan saat ini bagi pengungsi telah berkoordinasi dengan instansi terkait, air bersih dari Damkar, masalah kesehatan tim Dinas Kesehatan. Untuk logistik disiapkan makanan siap saji pagi, siang dan malam di pos pengungsian," ujarnya menambahkan.
Untuk diketahui, banyak sekali masyarakat yang mengeluh dengan keadaan Kota Makassar sekarang. Ada yang dulu rumahnya tak pernah kemasukan banjir, sekarang malah sebaliknya. Faktanya memang beberapa jalan utama di Makassar sudah jadi sarang air.