Manisnya Omongan BPKA Menyikapi Proyek Kereta Api Sulsel yang Tersendat Sejak 2014

| 12 Dec 2021 08:25
Manisnya Omongan BPKA Menyikapi Proyek Kereta Api Sulsel yang Tersendat Sejak 2014
Teknisi Kereta Api (KA) menjalankan Kepala Lokomotif di rel kereta jalan Poros Pakkae Soppeng, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. (ANTARA)

ERA.id - Kepala Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Amanna Gappa menyatakan optimistis bahwa proyek jalur kereta api Trans Sulawesi trayek Kota Makassar-Parepare sepanjang 150 kilometer dapat segera dituntaskan.

Tentunya, omongan ini untuk menyemangati pihaknya dan membawa aura positif. Toh, sejak 2014 silam, semasa Gubernur Syahrul Yasin Limpo masih menjabat, proyek ini menemui kendala melulu.

Hingga kini, kereta belum bisa dituntaskan dan dinikmati masyarakat. Padahal, masa kepemimpinan Presiden Jokowi sebentar lagi berakhir.

"Kita akan genjot upaya penuntasan pengerjaan, karena ini untuk kepentingan masyarakat Sulsel juga," ujar Andi Amanna di Makassar, Jumat silam.

Kendati baru menjabat sebagai pimpinan BPKA Sulsel, dia merasa optimistis untuk persoalan pembebasan lahan warga yang masih tersisa 3,5 kilometer bisa dituntaskan dengan cara-cara presuasif.

Ia pun mengemukakan, pembebasan lahan dan pengerjaan rel dari total panjang lintasan berkisar 150 kilometer, konstruksinya telah selesai sekitar 43 kilometer.

Selain itu, ujar dia, dalam proses pelaksanaan sepanjang 60 kilometer di main line dan 10 kilometer di-siding ke arah Tonasa. Dari 70 kilometer panjang jalur dalam konstruksi, masih tersisa 3,5 kilometer lahan warga belum dibebaskan.

"Sebagai putra daerah Sulsel, saya akan berbuat maksimal untuk memastikan proyek strategis nasional ini bisa direalisasikan secepatnya agar manfaatnya bisa dirasakan segera oleh masyarakat," ucapnya optimistis.

Mengenai persoalan pembebasan lahan yang masih tersisa itu, ia menyakini upaya-upaya pendekatan persuasif dan edukatif terus dilakukan kepada warga, mengingat proyek Kereta Api untuk kepentingan bersama dan dinikmati masyarakat setempat.

"Memang masih perlu terus disosialisasikan dan diberi edukasi kepada masyarakat, khususnya pemilik lahan. Harus disadari bahwa keberadaan proyek Kereta Api ini akan berimplikasi positif bagi masyarakat maupun daerah, termasuk aspek perekonomiannya," paparnya.

Andi Amanna menjelaskan, bila kereta api ini jalan, maka ada multiplier effect bagi masyarakat sekitar jalur dan stasiun maupun daerah. Termasuk menunjang mobilitas masyarakat, bahkan dapat menunjang pada sektor logistik dan pariwisata.

Dampak positif lainnya, kata dia, adalah ada serapan tenaga kerja lokal serta dapat mendorong pemulihan ekonomi di daerah maupun nasional.

Mantan Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan ini membeberkan, proyek KA Trans Sulawesi lintas Makassar-Parepare memiliki banyak keunggulan dibandingkan proyek KA di Jawa dan Sumatera.

Dia mencontohkan bangunan stasiun maupun jalan rel serta persinyalan jauh lebih canggih dan lebih besar. "Kalau di Sulsel total nantinya itu ada 18 stasiun untuk Kereta Api rute Makassar-Parepare (14 stasiun segera dioperasikan)," sebutnya.

Bahkan, masih menurut dia, kondisi desain teknis untuk rel kereta api di Sulsel bertaraf internasional sebagai bukti keberpihakan nyata pemerintah pusat memberikan yang terbaik untuk masyarakat di Sulsel.

Rekomendasi