Sempat Tertunda, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Solo Mulai Beroperasi April 2022

| 25 Jan 2022 22:05
Sempat Tertunda, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Solo Mulai Beroperasi April 2022
PLTSa Putri Cempo (Antara)

ERA.id - Setelah pembangunannya tertunda karena pandemi Covid-19, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo ditargetkan bisa beroperasi bulan April mendatang.

Hanya saja operasional tersebut baru memiliki kapasitas produksi 2 megawatt.

Direktur PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) Elan Syuherlan mengatakan pada bulan April mendatang, PLTSa Putri Cempo sudah bisa beroperasi untuk menghasilkan 2 megawatt.

Jumlah ini akan menggunakan dua unit mesin.

”Baru nanti pada bulan Desember nanti kami targetkan 4 unit mesin dengan kapasitas produksi 8 megawatt,” katanya usai tinjauan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (25/1/2022).

Elan menjelaskan untuk satu unit mesin tersebut, bisa mengolah sekitar 45 ton sampah bersih. Jumlah ini mengambil bahan sampah mentah sekitar 160 ton sampah.

”Sampah kotor kemudian dipilah dan diambil sampah organik dan sampah plastiknya,” kata Elan menjelaskan.

Untuk bahan sampah yang digunakan, hanya jenis sampah organik dan sampah plastik saja. Sementara sampah-sampah berbahan metal akan dipilah dan disaring.

”Jadi kalau pemerintah mempunyai program pemilahan sampah dari hulu, tentunya lebih baik,” katanya.

Sementara itu Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan program pemilahan sampah ini sudah dimulai di satu kecamatan, yakni kecamatan Banjarsari. Ke depannya akan diterapkan di kecamatan lainnya.

Ia menilai pengolahan sampah untuk tenaga listrik ini akan sangat mengurangi sampah di perkotaan. Bahkan dari hitungan yang dilakukan oleh Pemkot Solo, selama 10 tahun mendatang, jumlah sampah di kota Solo akan habis.

”Ternyata ini mesinnya kan rakus banget,” katanya.

Untuk mengatasi kekurangan sampah ke depannya, Pemkot Solo akan bekerjasama dengan kabupaten sekitar. Sehingga kabupaten sekitar bisa menjadi pemasok sampah untuk kebutuhan PLTSa Putri Cempo.

”Ya nanti kerjasama dengan kabupaten sekitar,” katanya.

Sementara untuk hasil listriknya, produksi dari PLTSa Putri Cempo ini akan dibeli oleh PLN. Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan kerjasama ini akan menjadi kolaborasi. Saat ini perjanjian antara pemerintah dengan PLN, untuk PLTSa Putri Cempo ini, PLN membeli listrik 5 megawatt.

”Sebenarnya kebutuhannya 5 megawatt. Tapi untuk konsumsi internal, maka produksinya mencapai 8 megawatt. Harga yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 13,5 sen (tiap watt),” katanya.

Rekomendasi