Stunting di Kabupaten Tangerang Masuk Zona Kuning, Penyebabnya Mulai dari Kemiskinan hingga Akses Air Bersih

| 09 Mar 2022 20:29
Stunting di Kabupaten Tangerang Masuk Zona Kuning, Penyebabnya Mulai dari Kemiskinan hingga Akses Air Bersih
Ilustrasi (Antara)

ERA.id - Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tangerang, dr Hendra Tarmizi, menyebutkan angka prevalensi stunting mencapai 23,3 persen atau masuk dalam zona kuning.

Hal tersebut diakibatkan masih tingginya angka kemiskinan yang tinggi, pola asuh keluarga, akses air minum dan sanitasi.

"Iya benar, saat ini di Kabupaten Tangerang angkanya berada di_23,3 persen. Sehingga saat ini memasuki zona Kuning. Penyebabnya karena pola asuh keluarga, kemiskinan, akses air minum dan sanitasi (masih tinggi BAB sembarangan)," ucapnya, Rabu (7/3/2022).

Hendra mengatakan, dalam hal ini pihaknya tengah melakukan berbagai upaya untuk melakukan penurunan angka stunting tersebut. Tujuanan agar Kabupaten Tangerang masuk zona hijau.

"Saat ini kita berusaha melakukan intervensi ke keluarga yang rawan stunting, intervensi gizi, pola asuh keluarga, pembuatan jamban sehat," katanya.

Hendra menjelaskan, pihaknya juga akan mengintervensi ke keluarga itu dalam 90 hari pertama. Selain itu pihaknya juga akan memberikan ketahanan pangan, ekonomi, sosial dan budaya.

"Intervensi ke keluarga itu kami akan memberikan tablet penambah darah pada remaja putri untuk mencegah anemia yang menjadi salah satu penyebab stunting," tandasnya.

Sebagai informasi, berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) hasil survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2021, terdapat 294.862 balita kerdil atau stunting di Banten.

Angka ini menempatkan Banten sebagai provinsi kelima terbesar yang memiliki balita kerdil setelah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Utara.

Rekomendasi