Tersihir Realisme Magis Mel Ahyar x Erica Hestu dalam Versecapades

| 04 Oct 2023 18:20
Tersihir Realisme Magis Mel Ahyar x Erica Hestu dalam Versecapades
Mel Ahyar x Erica Hestu dalam Versecapades (Dok. Senayan City)

ERA.id - Mel Ahyar kyembali menjadi headlining designer dalam ajang Fashion Nation SIGHT 17th Senayan City dengan tema Diversestyle. Mel Ahyar secara khusus menggandeng seniman Lukis Erican Lua Hestu asal  Yogyakarta untuk mewujudkan visi sebuah koleksi mixed media art bertajuk VERSECAPADES (baca: vers.ke.péds).

Koleksi ini terinspirasi dari konsep surreal multiverse dalam Oscar-winning movie Everything Everywhere All at Once (2022). Sejumlah 15 looks busana eksperimental dari Mel Ahyar dan 2 lukisan naif dari Erica Hestu melebur menjadi sebuah instalasi seni tempat bertemunya tiga disiplin seni: film, fashion, dan lukisan yang saling menginspirasi.

VERSCAPADES adalah portmanteau dari universe (semesta) dan escapade (petualangan). Konsep ini berangkat dari probabilitas akan adanya sosok diri kita di parallel universe yang menjalani kehidupan berbeda dalam pagar takdir yang sama. Erica Hestu melukis dirinya sendiri sebagai cameo dalam ‘multiverse’ cerita rakyat dari masing-masing pulau Nusantara. Kanvas bulat yang digunakan merupakan  simbolisasi bentuk bumi yang jika diputar ke segala arah, maka kita akan tetap melihat poros yang sama.

Tak ubahnya hakikat multiverse yang memiliki canon events yang tak dapat diubah sebagai pagar takdir seseorang. Di atas kanvas ini pula, Mel menuangkan teknik-teknik fashion seperti bordir dan sulam. Erica konsisten membawa ciri khasnya dengan melukis seluruh permukaan kanvas hingga penuh ke tepi, seakan menekankan betapa tak terbatasnya potensi diri kita dalam jaring tenunan timeline semesta raya ini.

Mel Ahyar x Erica Hestu dalam Versecapades (Dok. Era.id/Vessy)

Sebaliknya, gurat-gores lukisan Erica berhasil diracik Mel Ahyar menjadi jaket, outer, hingga sepatu yang dengan ciri khas desain Mel yang penuh volume dihiasi ragam aneka bordir, sulam, print dan doodle.

Exaggerated silhouette yang dirancang Mel Ahyar merupakan visualisasi dari nuansa child-like innocence khas karya Erica Hestu yang ekspresif sekaligus eksploratif. Para model terlihat menyandang gaya rambut Afro, simbol kebebasan masyarakat kulit hitam melawan standar kecantikan rambut lurus Kaukasia.

Sebagaimana goresan lukisan Erica juga bebas dari pakem-pakem seni yang clean, chic, and refined. Melalui VERSECAPADES, Mel Ahyar lagi-lagi meramu estetika dan kegilaan agar menolak tunduk pada pakempakem umum. Juxtaposition yang ditawarkan Mel Ahyar mungkin dapat kita rangkum sebagai suatu nuansa realisme magis nan kaya imajinasi.

Kemungkinan adanya multiverse adalah sebuah ide yang sangat menggiurkan bagi manusia. Peluang untuk ‘menukar nasib’ serta kesempatan untuk mewujudkan hal-hal yang tidak kesampaian di kehidupan kita saat ini tentu amat menyenangkan. Namun tidak menutup kemungkinan, the other us pun sedang merasakan hal yang sama: penyesalan, kejemuan, atau keinginan untuk escape ke kehidupan lain.

Seperti filosofi Jawa sawang-sinawang atau the grass always greener on the other side. Apalagi, terdapat canon events yang tetap tidak dapat terelakkan dan pasti terjadi di universe manapun. Sehingga Mel dan Erica sampai kepada kesimpulan: live without regrets, for we believe our current being is the best version of ourselves.

Ditemui di sela-sela acara, baik Mel Ahyar maupun Erica Hestu mengaku telah lama saling mengagumi.

Apalagi ketika bertemu di suatu kesempatan bertahun-tahun silam, keduanya menemukan banyak kesamaan dan langsung nyambung. Mel Ahyar berujar melihat kesamaan visi dalam karya-karya Erica.

“Saya melihat Mbak Erica selalu berkarya dengan jujur. Lukisannya juga gitu kan, suka-suka dia saja. Tiba-tiba ada gajah, di dalam perut gajah ada mobil. Apalagi setelah ngobrol, saya jadi tahu Mbak Erica tuh melukis kadang sambil nelepon, di pesawat, udah kayak bernafas saja gitu. Sama kayak saya juga bikin desain nggak yang semedi dulu hening jangan diganggu. Kadang lagi main sama anak langsung coret-coret,” urai Mel.

Gayung bersambut, Erica juga telah lama mengamati kiprah Mel Ahyar yang disebutnya punya originalitas tinggi.

“Mel itu mendesain kok kayak bebas-bebas saja gitu. Biasanya kan fashion banyak aturan dan terikat bentuk fisik ya, misalnya jangan pake ini sama itu nanti kelihatan gemuklah, kelihatan pendeklah, atau apa. Nah, Mel bisa melihat beyond semua itu, bukan hanya fashion supaya cantik dan rapi saja tapi sebagai ekspresi seni,” ujar Erica.

Rekomendasi