Jadi Pemeran Utama Sebagai Transgender dalam Film 'SARA', Asha Smara Darra: Dilihat dari Sisi Kemanusiaan

| 03 Oct 2023 08:33
Jadi Pemeran Utama Sebagai Transgender dalam Film  'SARA', Asha Smara Darra: Dilihat dari Sisi Kemanusiaan
Asha Smara Darra (Foto: Era.id/Adelia)

ERA.id - Desainer kondang Asha Smara Darra atau Oscar Lawalata menjadi pemeran utama sebagai transgender dalam film berjudul Sara. Film garapan Ismail Basbeth ini bakal ditayangkan di Busan Internasional Film Festival.

Dalam film ini, kakak Mario Lawalata ini memerankan karakter Sara yang yang merupakan seorang transgender. Dalam acara jumpa pers, Asha Smara Darra mengatakan film ini tidak hanya fokus terhadap kisah seorang transgender, melainkan kedekatan antara anak dan ibu.

"Pertama ide dan gagasannya mengangkat seorang transgender. Kedua film ini sebagai karya dan ini menjadi pertimbangan saya. Bagaimana seorang seniman yang mengangkat sebuah kisah yang tidak banyak diangkat di Indonesia dan ini bukan kisah baru. Tetapi sebuah kisah yang terkubur. Dan tidak bisa dipungkiri itu ada disekitar kita," ujar Asha, saat ditemui di Jl. Cereme, Cilandak, Jakarta Selatan pada Senin (2/10/2023).

Asha Smara Darra (Foto: Era.id/Adelia)
Asha Smara Darra (Foto: Era.id/Adelia)

Selain itu, ia merasa film ini punya makna mendalam karena menceritakan kedekatan antara ibu dan anaknya seorang transgender. Menurutnya, film ini memiliki keunikan tersendiri dan mempunyai pesan cukup mendalam.

"Semakin saya dalami naskah bukan hanya trans, tapi (kedekatan) keibu dan anak. Keluarga itu sangat kuat. Faktor ibu sudah mendarah daging dan otomatis terjadi. Tidak hanya trans tapi keunikan tapi ada kemesteriusan antara ibu dan bapak," jelasnya.

Selain perjalanan transgender, Asha mengungkapkan film Sara menceritakan bagaimana perasaan sakit sang anak yang berjuang untuk memulihkan ingatan ibunya. Dalam film itu, ibu kehilangan ingatan tentang Sara. Sehingga, Sara menggantikan figur ayah untuk mengembalikan ingatan ibu pasca trauma akibat kehilangan suami. 

"Disini ada bapak mempengaruhi Sara sebagai anak. Sara sebagai seorang transpuan yang perjalalannya begitu berat hingga akhirnya menemukan keperyacaan. Ini transpuan yang melibatkan perasaan ke orangtua, kerasnya hidup, tapi tetap menunjukan bakti ke orangtua. Itu beyond atau lebih dari seorang trans, tapi lebih membicarakan sisi kemanusiaan," paparnya.

Konferensi pers Sara (Foto: Era.id/Adelia)
Konferensi pers Sara (Foto: Era.id/Adelia)

Menurutnya, film Sara sangat berbeda pada film umumnya yang ada Indonesia. Film ini bisa menyadarkan orang lain supaya lebih menghargai seorang transgender sebagai sisi kemanusiaan.

"Film kebanyakan tentang bisnis entertain dan hiburan, tapi film ini menyampaikan message. Apalagi film ditonton jutaan, memberikan inspirasi dan gambaran lain kehidupan. Saya merindukan itu di film indonesia," paparnya.

"Banyak sebenarnya film tentang kemanusiaan. Jadi tidak ada habisnya Indonesia. Wah ini film saya bayangkan, sederhana diangkat layar lebar. Jadi saya senang sekali dengan film Sara. Ini memberikan kontribusi dan dilihat sisi kemanusiaan," lanjutnya.

Sara adalah sebuah karya yang dibintangi oleh aktris kenamaan seperti Asha Smara Darra, Christine Hakim, Mian Tiara, dan Jajang C. Noer. Film ini ditulis dan disutradarai oleh Ismail Basbeth dan diproduseri oleh Charlie Meliala dan Lyza Anggraheni. Film ini menghadirkan cerita yang kuat dan mendalam, dengan latar belakang yang mengharukan.

Sara adalah sebuah kisah tentang perjalanan seorang wanita transpuan berusia 35 tahun, yang harus kembali ke desanya setelah mendengar kabar pemakaman ayahnya. Di sana, ia menemukan bahwa ibunya telah kehilangan ingatan tentangnya sebagai seorang putra, akibat dari trauma kehilangan suaminya. 

Mencoba dengan berbagai cara untuk mengembalikan ingatan ibunya, Sara akhirnya memutuskan untuk menjalani peran yang paling ia benci, yakni menjadi ayahnya sendiri, sang alasan di balik perpisahan keluarganya selama ini.

Sara bukanlah film yang bisa diceritakan secara sendirian. Ismail Basbeth, sutradara film ini, menyatukan sejumlah talenta hebat, termasuk perempuan, ibu, bapak, serta aktor dan aktris lain yang mampu membawa dimensi keluarga dan persahabatan yang tulus dan nyata ke dalam film ini.

Christine Hakim akan memerankan karakter Muryem, ibunda Sara, sementara Mian Tiara menjadi Ayu, sahabat masa kecil Sara. Jajang C. Noer berperan sebagai Saidah, ibunda Ayu, dan Landung Simatupang menjadi Ustad Said, sahabat ayah Sara.

Kualitas akting dan kemampuan dalam membawakan karakter oleh kelima tokoh ini adalah elemen utama dalam drama keluarga yang disajikan oleh Sara, dan mereka didukung oleh sejumlah pemain pendukung berbakat lainnya.

Kesempatan ini membuat seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan film Sara merasa bangga dan berharap bahwa Sara akan menjadi karya yang menginspirasi, menggerakkan hati penonton, dan memperkuat industri perfilman Indonesia di panggung internasional. Filmmaker yang terlibat di film ini pun siap menantikan dengan penuh antusiasme untuk melihat bagaimana film ini akan diterima oleh dunia.

Rekomendasi