ERA.id - Riot Games yang merupakan bagian dari Tencent Holdings berencana untuk memberhentikan 530 karyawannya atau sekitar 11 persen stafnya secara global. Pemutusan hubungan kerja itu disampaikan oleh CEO Dylan Jadeja.
Riot yang berbasis di Los Angeles dengan salah satu game populernya, League of Legends, mengatakan tim-tim di luar pengembangan inti akan merasakan dampak terbesar dari PHK. Jadeja mengungkap investasi besar yang perusahaan lakukan tidak berjalan sesuai harapan.
"Saat ini, kami adalah perusahaan yang tidak memiliki fokus yang cukup tajam, dan sederhananya, kami mempunyai terlalu banyak hal yang sedang berjalan," kata Jadeja, dikutip CNA, Selasa (23/1/2024).
"Beberapa investasi besar yang kami lakukan tidak membuahkan hasil seperti yang kami harapkan. Biaya kami telah meningkat sampai pada titik di mana mereka tidak berkelanjutan," sambungnya.
Perubahan ini akan memungkinkan Riot untuk fokus pada portofolio permainan langsung League of Legends, Valorant, Teamfight Tactics, dan Wild Rift.
Selain itu, imbas dari pemutusan kerja ini Riot akan menghentikan pengembangan game baru di bawah Riot Forge, dan memecat beberapa staf dan fitur di Legends of Runeterra.
Tencent, yang mengakuisisi saham mayoritas di Riot Games pada tahun 2011, juga memegang saham di sesama pengembang video game Amerika, Epic Games.
Penerbit game digital sedang berjuang untuk tumbuh, karena penonton menunda membeli judul-judul game yang mahal atau memilih game yang lebih sedikit di tengah tingginya inflasi. Awal tahun lalu, Electronic Arts memangkas 6 persen staf dan memberikan beberapa ruang kantor.