Deretan Stigma Negatif yang Membuat Isu Kesehatan Mental Sensitif Dibahas

| 12 Oct 2022 19:30
Deretan Stigma Negatif yang Membuat Isu Kesehatan Mental Sensitif Dibahas
Ilustrasi pria depresi (Unsplash/Ben White)

ERA.id - Ahli Madya Epidemiologi Kesehatan Ditjen Kesehatan Jiwa Kemeterian Kesehatan (Kemenkes) Dr. Edduwar Idul Riyadi mengatakan, isu kesehatan mental di Indonesia masih dinilai tabu.

Ia menyampaikan, sejak dulu isu kesehatan mental di Indonesia kerap memunculkan stigma negatif. Hal ini disebabkan karena masyarakat masih awam.

"Jadi stigma itu muncul akibat masyarakat awam, bahwa orang dengan masalah kesehatan jiwa kerap dikaitkan dengan hal-hal di luar nalar atau sesuatu tidak masuk akal," ujar Dr Eddwuar Idul Riyadi dalam acara bertema Kampanye #SeeingTheUnseen dalam Rangka Memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia oleh TikTok, Rabu (12/10/2022).

Di samping itu, juga muncul perlakuan diskriminatif terhadap orang-orang yang mengalami masalah kesehatan mental.

"Hal itu terlihat dari sikap orang yang menghindari orang dengan gangguan kesehatan mental. Jadi banyak orang yang menjauhi pengidap, isu, dan obrolan seputar hal tersebut," paparnya.

Eddwuar Idul Riyadi mejelaskan, fakta di lapangan menunjukkan berbicara tentang gangguan jiwa sering dianggap memalukan, khusunya bagi keluarga dan orang-orang budaya timur.

Untuk itu ia berharap generasi sekarang sudah harus menghilangkan stigma negatif tentang isu kesehatan mental.

"Generasi sekarang sudah harus menghilangkan stigma tersebut. Sudah harus mengganti istilah negatif itu, ganti ke istilah-istilah yang lebih positif dan memberi nuansa yang lebih menyemangati," katanya.

Dr Edduar diakhir mengatakan, dia menilai anak muda zaman sekarang, lebih terbuka terhadap isu-isu gangguan kesehatan mental. Dia juga menambahkan, isu kesehatan mental tidak lagi menjadi hal yang tabu.

"Saya melihat memang sekarang, anak-anak muda lebih antusias dan lebih semangat. Tidak lagi menganggap hal yang tabu," ujar Dr Edduwar.

Rekomendasi