ERA.id - Tak banyak orang bisa menerima kondisi dirinya ketika didiagnosa mengalami masalah kesehatan mental. Seperti halnya seleb TikTok, Sania Leonardo.
Sania Leonardo yang memiliki tiga juta pengikut di TikTok mengisahkan betapa terkejutnya ia ketika didignosa mengidap Bipolar Disorder tipe II. Kondisi di mana suasana hati mudah berubah secara ekstrem.
Ia sendiri tak menyangka suasana hatinya yang mudah berubah ternyata bagian dari masalah kesehatan mental yang kini dialami.
Dalam diskusi daring bertajuk #SeeingTheUnseen Memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia yang diseleggarakan TikTok, Sania berbagi tentang bagaimana beratnya ia menerima, berjuang, dan bertahan dalam kondisi mentalnya yang tidak baik-baik saja.
"Jangankan orang lain, aku pun awalnya sangat kaget. Menerima bahwa aku mengidap bipolar itu nggak gampang," ucap Sania Leonardo, Rabu (12/9/2022).
Sania merasa untuk mengungkap hal itu ke orang lain sangat sulit. Ia mengaku khwatir dengan stigma di mata orang lain tentang kondisi bipolar yang kerap dianggap bagian dari gangguan jiwa atau anggapan negaitf lainnya. Belum lagi ibunya sendiri yang seorang pendeta juga tak begitu memahami isu ini. Malah justru mengaitkan bipolar dengan masalah ibadah.
"Kebetulan ibu saya seorang pendeta jadi masiah tentang kesehatan mental ini dikaitkan dengan agama. 'Kamu kurang bersyukur, kamu kurang ibadah, kamu kurang ke gereja'," ucapnya menirukan sang ibu.
Merasa tak dapat dukungan dari orang terdekat tentang kondisi mentalnya, Sania nyaris menghadapi kebuntuan. Ia tak tahu harus berbuat apa.
Hingga akhirnya seorang saudara memberinya 'kekuatan' lewat dukungan sederhana dan itu ternyata berdampak luar biasa.
"Aku dikuatkan oleh kakak sepupu. Dia bilang 'Sania, kamu tuh nggak sendirian loh'," kata Sania.
Sejak itu Sania mulai mencari orang-orang yang mengalami masalah sama dengan dirinya. Perempuan yang kerap menbuat konten lucu dan ceria ini bergabung dalam komunitas penderita bipolar. Di sana dia dan anggota lainnya saling berbagi cerita tentang kondisi mereka serta saling mendukung.
Seiring berjalannya waktu, Sania mulai bisa semakin menerima, menahami, dan mulai berani untuk terbuka. Bahkan ia berani membuka kondisi dirinya media sosial. Ia itu membuat Sania juga mampu bertahan dengan kondisi mentalnya.
"Tak menyangka setelah aku bicara terbuka, orang-orang malah mendukung aku dan itu tentu semakin menambah kekuatan," tambahnya.
Terakhir, Sania mengimbau siapa pun yang merasa mengalami masalah tentang suasana hati jangan pernah melakukan diagnosa sendiri. Bila merasa ada masalah sebaikanya segera pergi ke psikiater.