ERA.id - Sejumlah ilmuan dari University of Aberdeen mengungkap penemuan terbaru tentang rekomendasi air minum dalam sehari. Para ilmuan menyebut delapan gelas air dalam sehari berlebihan.
Prof John Speakman dari University of Aberdeen mengatakan perkiraan dua liter sehari yang dikonsumsi oleh manusia terjadi sedikit kesalahan perhitungan. Hal ini lantaran air yang diminum merupakan selisih antara total air dan jumlah makanan yang dikonsumsi.
"Perkiraan asli dua liter sehari berasal dari sedikit kesalahan perhitungan. Air yang perlu kita minum adalah selisih antara total air yang perlu kita konsumsi dan jumlah yang kita dapatkan dari makanan kita," kata Speakman, dikutip BBC, Sabtu (26/11/2022).
Lalu, kata Speakman, cara menentukan perkiraan jumlah makan ialah dengan menanyakan berapa banyak yang manusia makan dalam sehari. Perbedaan perhitungan ini terjadi karena orang-orang tidak melaporkan berapa banyak yang dikonsumsi dalam sehari.
"Ada perkiraan yang salah sehingga Anda melebih-lebihkan jumlah air yang dibutuhkan," jelasnya.
Meski dinilai dua liter air atau delapan gelas sehari berlebihan, para peneliti telah berkolaborasi di seluruh dunia untuk mengukur pergantian air yang tepat. Para ilmuan menggunakan teknik isotop stabil dengan melakukan survei ke 5.604 orang dari 23 negara berbeda dan berusia antara delapan hingga 96 tahun.
Penelitian melibatkan orang-orang yang meminum segelas air di mana beberapa molekul hidrogen digantikan oleh isotop stabil dari unsur yang disebut deuterium. Menurut para peneliti, penggunaan itu sama sekali tidak berbahaya bagi tubuh manusia.
Nantinya tingkat eliminasi ekstra deuterium akan menunjukkan seberapa cepat air dalam tubuh berubah. Bagi orang yang mengalami pergantian air yang lebih tinggi biasanya memerlukan minum lebih banyak air.
Penelitian menemukan bahwa hasil uji ini termasuk mereka yang tinggal di lingkungan yang panas dan lembab dan di dataran tinggi, serta atlet dan wanita hamil dan menyusui.
Pengeluaran energi adalah faktor terbesar dalam pergantian air. Nilai tertinggi diamati pada pria berusia 20-35 tahun, yang membalik rata-rata 4,2 liter per hari. Jumlah ini menurun seiring bertambahnya usia, rata-rata 2,5 liter per hari untuk pria berusia 90-an. Sementara untuk wanita usia 20-40 rata-rata pemakaian 3,3 liter, yang juga menurun menjadi 2,5 liter pada usia 90 tahun.
"Tapi pergantian air tidak persis sama dengan kebutuhan air minum. Bahkan jika seorang pria berusia 20-an memiliki pergantian air 4,2 liter per hari, dia tidak perlu minum 4,2 liter air setiap hari," kata Prof Speakman.
Sekitar 15 persen dari nilai ini mencerminkan pertukaran air permukaan dan air yang dihasilkan dari metabolisme. Asupan air yang sebenarnya dibutuhkan adalah sekitar 3,6 liter per hari. Hal ini karena sebagian besar makanan juga mengandung air, sejumlah besar air disediakan hanya dengan makan.
Studi ini menunjukkan bahwa saran umum bahwa kita semua harus minum delapan gelas air mungkin terlalu tinggi untuk kebanyakan orang dalam kebanyakan situasi dan kebijakan satu ukuran untuk semua untuk asupan air tidak didukung oleh data ini.
"Jika orang rata-rata minum setengah liter lebih banyak dari yang mereka butuhkan dan Anda mengalikannya dengan 40 juta orang dewasa di Inggris, itu berarti kita minum dan buang air kecil dengan sia-sia 20 juta liter air yang harus kita suplai," tutupnya.