Mengenal ADHD pada Anak, Gejala, dan Cara Menyembuhkannya

| 17 Jan 2023 18:05
Mengenal ADHD pada Anak, Gejala, dan Cara Menyembuhkannya
Ilustrasi ADHD pada anak (freepik)

ERA.id - Salah satu gangguan kesehatan mental yang bisa diidap oleh anak-anak adalah attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD). ADHD pada anak merupakan istilah medis dari gangguan yang memiliki tanda perilaku impulsif dan hiperaktif.

Gangguan ini membuat pengidapnya sulit fokus pada satu hal dalam satu waktu. ADHD merupakan gangguan kesehatan mental yang menyerang anak-anak, tetapi gejalanya bisa bertahan hingga usia remaja, bahkan dewasa. Untuk lebih mengenal ADHD pada anak, simak penjelasan dari Era berikut ini yang dikutip dari halodoc.

Suptipe ADHD pada Anak

·         ADHD dominan hiperaktif-impulsif

Gangguan ADHD yang dominan hiperaktif-impulsif umumnya punya masalah hiperaktivitas yang dibarengi perilaku impulsif.

·         ADHD dominan inatentif

Pengidapnya sulit untuk memberikan perhatian secara penuh pada satu hal dalam satu waktu. Secara umum, anak dengan kondisi ini tidak bisa memperhatikan sesuatu dengan baik.

·         Kombinasi

ADHD subtipe ini adalah kombinasi dari hiperaktif-impulsif dan inatentif. Ciri yang ditunjukkan oleh anak yang mengidap ADHD ini adalah hiperaktif, impulsif, dan tidak bisa memperhatikan dengan baik.

Gejala ADHD pada Anak

Seperti telah dijelaskan, ADHD merupakan gangguan kesehatan mental yang dialami oleh anak-anak. Namun, orang dewasa juga bisa mengidapnya. Bahkan, ada beberapa idol Korea Selatan yang mengidap ADHD.

 Ilustrasi gejala ADHD pada anak berupa hiperaktif (freepik)

Gejala ADHD pada anak dan remaja umumnya lebih mudah dikenali dibandingkan gejala pada orang dewasa. Meski demikian, sebenarnya gejala ADHD pada orang dewasa terbentuk sejak masa kanak-kanaknya. Berikut adalah beberapa gejala yang umumnya dialami oleh penderita ADHD.

·         Hiperaktif

Ada beberapa hal yang bisa jadi menunjukkan bahwa seorang anak hiperaktif. Anak hiperaktif selalu tampak penuh semangat, banyak berbicara, mengalami kesulitan dalam menunggu giliran, tidak bisa duduk dengan tenang, menghentakkan tangan atau kaki, gelisah, lari-lari atau bahkan memanjat dalam situasi yang tidak tepat, tidak bisa bermain dengan tenang, sulit bersantai, suka mengganggu orang lain, dan menjawab sebelum pertanyaan selesai diberikan.

·         Tidak memperhatikan

Ada beberapa hal yang bisa menunjukkan ciri ini. Anak mudah lupa, perhatiannya mudah teralihkan, tidak memperhatikan lawan bicara, tidak mengikuti petunjuk, tidak bisa menyelesaikan pekerjaan atau tugas sekolah, tidak fokus, bermasalah dengan keteraturan, dan menghindari tugas yang butuh banyak perhatian.

·         Impulsif

Salah satu tanda dari gejala ini adalah perilaku berisiko yang dilakukan tanpa berpikir mengenai konsekuensinya.

Penyebab ADHD pada Anak

Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan seseorang mengalami ADHD. Meski demikian, ketidakseimbangan senyawa kimia (neurotransmitter) di otak diduga menjadi penyebabnya. Ada beberapa faktor lain yang diduga menjadi sebab dari ADHD pada anak.

·         Faktor genetik. ADHD punya kemungkinan untuk diturunkan sehingga risikonya meningkat jika ada anggota keluarga yang mengidap penyakit tersebut atau penyakit mental yang lain.

·         Faktor lingkungan. Salah satu faktor lingkungan yang diduga berkaitan dengan gangguan ini adalah paparan timah, misalnya dalam cat.

·         Lahir prematur. Anak yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, atau memiliki berat badan lahir yang rendah berisiko mengelami ADHD.

·         Gaya hidup ibu. Ibu hamil yang menggunakan obat-obatan terlarang, mengonsumsi alkohol, atau merokok berisiko memiliki anak dengan ADHD.

·         Kerusakan atau cedera otak selama masa kehamilan (masih dalam kandungan) atau saat anak berusia dini.

·         Ketidakseimbangan senyawa otak (neurotransmitter) di otak atau gangguan kinerja otak.

Upaya Pengobatan ADHD

Saat ini ADHD belum bisa disembuhkan secara total. Meski demikian, ada langkah-langkah penanganan yang harus segera dilakukan demi membantu pengidap beradaptasi dengan penyakitnya. Dengan demikian, kualitas hidup pengidap menjadi lebih baik. Berikut adalah beberapa upaya pengobatan ADHD.

·         Obat-obatan untuk mengatasi ADHD. Ada beberapa jenis obat yang biasanya digunakan untuk membantu pengidap lebih tenang serta mengurangi sikap impulsif. Dengan demikian, pengidap bisa lebih fokus.

·         CBT (cognitive behavioural therapy). Ini merupakan terapi yang dilakukan untuk membantu pengidap mengubah pola pikir dan perilaku saat menghadapi masalah.

·         Terapi psikologis. Tujuan dari terapi ini adalah membantu pengidap menemukan solusi dari gejala yang timbul akibat ADHD.

·         Pelatihan interaksi sosial. Ini menjadi pelatihan untuk membantu pengidap memahami perilaku sosial yang bisa diterima kehidupan bersosial.

Terapi tak hanya dibutuhkan oleh pengidap. Orang tua dari pengidap ADHD juga perlu melakukan sejumlah terapi yang bisa membantu para orang tua beradaptasi dengan gejala yang muncul dari ADHD.

·         Pelatihan orang tua dari pengidap ADHD. Hal ini dilakukan agar orang tua memahami perilaku anaknya yang menhidap ADHD. Selain itu, orang tua juga lebih tau cara menjalani hidup bersama anak yang mengidap ADHD.

·         Terapi perilaku. Tujuan dari hal ini adalah membuat orang tua memiliki cara untuk menolong anaknya dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau untuk menolong anak mengatasi masalah yang dihadapi.

Itulah berbagai informasi mengenai ADHD pada anak. Hal-hal tersebut perlu dipahami oleh orang tua dari anak yang mengidap ADHD sehingga bisa melalukan tindakan yang bijak. 

Rekomendasi