ERA.id - OCD atau gangguan kecemasan tidak hanya dialami oleh orang dewasa, namun juga kerap terjadi pada anak-anak. OCD merupakan penyakit mental yang membuat anak-anak tidak bisa mengontrol perilakunya. Kondisi ini akan mengganggu aktivitas anak hingga merepotkan orang tuanya. Lantas apa saja gejala OCD pada anak?
OCD adalah sejenis gangguan mental yang terjadi secara berulang. Seorang anak yang mengalami OCD akan memiliki pikiran yang obsesif dan sulit dikontrol, serta kerap melakukan aktivitas yang berlebihan secara berulang. Selain mengganggu pikiran anak, kondisi ini juga bisa menghambat perkembangan anak. Seperti apa gejala OCD pada anak dan bagaimana cara menanganinya?
Apa Itu OCD pada Anak?
Obsessive compulsive disorder (OCD) merupakan salah satu gangguan kecemasan yang mempengaruhi pikiran dan perilaku anak. Anak yang mengalami OCD akan melakukan perilaku yang tidak diinginkan secara berulang atau berlebihan. Misalnya mencuci tangan berulang kali, menimbun benda, hingga mengulang pertanyaan.
Biasanya anak-anak yang mengalami OCD tidak memahami kondisi yang mereka alami. Terkadang OCD membuat anak menjadi bersikap lebih pendiam dan pemurung. Jika dibiarkan, OCD bisa mengganggu kehidupan sehari-hari anak dan tumbuh kembangnya.
Penyebab OCD pada Anak
Masih belum bisa diketahui secara pasti apa penyebab OCD pada anak. Namun sejumlah penelitian menyebutkan bahwa gangguan mental ini berkaitan dengan masalah otak. Orang yang mengalami OCD tidak memiliki cukup zat kimia serotonin di otaknya.
OCD juga bisa diturunkan dari faktor genetik atau riwayat keluarga. Namun masalah mental ini juga dapat terjadi tanpa adanya riwayat keluarga penderita OCD. Contohnya dalam beberapa kasus, infeksi streptokokus bisa memicu terjadinya OCD atau memperburuk kondisinya.
Gejala OCD pada Anak
Banyak orang tua yang belum paham betul seperti apa gejala OCD pada anak. Berikut ini adalah gejala-gejala paling umum yang dialami anak OCD.
- Berpikir ragu-ragu secara berulang, seperti selalu memastikan pintunya terkunci atau tidak
- Obsesi ekstrem terhadap kotoran atau kuman
- Terlalu memperhatikan detail pada suatu benda atau peristiwa
- Khawatir berlebihan memikirkan sesuatu yang buruk akan terjadi
- Terganggunya pikiran karena bayang-bayang kekerasan, menyakiti atau membunuh seseorang, atau merugikan diri sendiri
- Berpikiran dan berperilaku agresif
- Terobsesi untuk mengetahui atau mengingat hal-hal yang mungkin sangat kecil
- Terobsesi dengan urutan, simetri, atau ketepatan
- Menghabiskan waktu yang lama saat menyentuh benda, menghitung, dan memikirkan angka dan urutan
Berikut ini contoh perilaku kompulsif pada anak yang mengalami OCD:
- Menimbun benda, seperti baju kotor, buku bekas, kardus, mainan dan lainnya.
- Mencuci tangan berulang kali dalam sehari
- Memeriksa sesuatu berulang kali, seperti memastikan pintu terkunci
- Mengikuti aturan tata tertib yang tegas, seperti mengenakan pakaian dengan urutan yang sama setiap hari
- Mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh diri sendiri atau orang lain
- Mengelompokkan benda atau meletakkan benda dalam urutan tertentu
- Mengajukan pertanyaan yang sama berulang kali
- Mengulangi suara, kata, angka, atau musik untuk diri sendiri
Cara Menangani Anak OCD
Orang tua mungkin akan kebingungan dan ikut cemas saat anaknya mengalami OCD. Lebih baik Anda menjaga pikiran agar tenang dan melakukan beberapa penanganan. Berikut treatment yang bisa Anda lakukan untuk menangani anak OCD.
- Melakukan terapi kognitif dan perilaku
- Melakukan terapi keluarga
- Pengobatan untuk meningkatkan kadar serotonin di otak
- Memberi antibiotik
Demikianlah ulasan gejala-gejala OCD pada anak dan cara menanganinya. OCD pada anak perlu segera ditangani oleh orang tua karena kondisi ini bisa mengganggu aktivitas sehari-hari anak hingga tumbuh kembangnya.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…