ERA.id - Astrid Tiar mengungkapkan kepanikannya saat kedua anaknya, Dialucita Annabel Estheressa Thiorina Situmorang dan Isabel Althalya Natiar Situmorang alergi susu sapi. Kini, sang presenter memilih memberi soya kepada anaknya.
Istri Gerhard Reinaldi Situmorang ini mengungkapkan keresahannya sebagai orangtua saat tahu anaknya alergi susu sapi. Sebagai orang tua, ia mungkin merasa kesulitan dalam mencari alternatif yang seimbang dan bergizi.
"Alergi susu sapi memunculkan reaksi yang tidak mengenakkan bagi anak. Sebagai orang tua, saya dan suami juga ikut merasa stress dan cemas," ujar Astrid Tiar, dari keterangan resmi Morinaga Soya.
Maka dari itu, kini Astrid Tiar memilih untuk memberikan soya kepada sang buah hati dibanding susu sapi. Menurutnya, soya membantu tumbuh kembang anak menjadi lebih baik.
"Kami harus berusaha ekstra keras mencari alternatif pemenuhan nutrisi dan menghindari makanan dengan protein sapi. Di sinilah kami merasa terbantu dengan Morinaga Soya, hingga tumbuh kembang anak hingga sekarang," jelasnya.
Perempuan berusia 37 tahun ini mengatakan soya tidak membuat anaknya menjadi alergi. Hal ini juga berpengaruh terhadap perkembangan fisik dan mentan si kecil
"Kedua putri saya kini tumbuh optimal seperti anak-anak lain dan kondisi alergi yang mereka alami ketika lebih kecil, tidak membawa pengaruh pada perkembangan fisik dan mental mereka," katanya.
Sementara itu, Prof. Dr. dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K), M.Kes. Dokter Konsultan Alergi Imunologi Anak menjelaskan konsumsi formula soya yang diperkaya dapat mengurangi berbagai risiko dampak kesehatan bagi anak dan mencukupi keperluan nutrisi hariannya.
"Penggunaan formula berbasis isolat protein soya dapat menjadi pilihan pada anak alergi susu sapi dengan gejala ringan sedang. Hasil penelitian menunjukan bahwa formula soya tidak memiliki efek negatif baik pada pertumbuhan, sistem endokrin, reproduktif, imunologi maupun neurologis. Formula soya juga dapat ditoleransi dengan baik pada sebagian besar anak, khususnya yang memiliki alergi susu sapi," jelas Prof. Budi Setiabudiawan.