Tim Editor
ERA.id - Uban adalah hal yang wajar bagi orang berusia 30-an tahun. Namun, orang kadang merasa malu sehingga sering mencabutinya. Sebelum Anda melakukan hal ini, ketahuilah bahwa ada dampak mencabut uban.
Mencabut uban sebenarnya tidak memicu gangguan kesehatan serius, tetapi tetap tidak direkomendasikan. Untuk memahaminya, simak penjelasan berikut yang dirangkum Era.id dari Today dan University of Arkansas for Medical Sciences (UAMS Health).
Beberapa Dampak Mencabut Uban
1. Rambut baru tetap putih
Anda pasti berpikir bahwa mencabut uban akan membuatnya hilang dan tidak kembali lagi. Benar, rambut putih tersebut memang hilang, tetapi untuk sementara. Folikel pada kulit kepala Anda akan tetap memproduksi rambut, dan yang keluar adalah rambut putih lagi.
Rambut putih menunjukkan bahwa produksi melanin (pemberi pigmen alami rambut) pada folikel telah mengalami penurunan atau bahkan sudah tidak ada. Saat Anda mencabut rambut putih, hal tersebut tidak membuat rambut baru yang tumbuh dari folikel yang sama berwarna hitam. Rambut baru nantinya tetap berwarna putih karena produksi melanin Anda memang sudah tidak maksimal.
2. Picu kebotakan
Saat folikel bekal uban masih bagus, maka uban akan kembali tumbuh. Rupanya hal tadi masih lebih baik sebab folikel pada kulit kepala bisa mengalami kerusakan jika Anda mencabut uban.
Jika folikel telah mengalami kerusakan, maka folikel tersebut tidak dapat bertugas seperti biasanya. Dia tidak dapat lagi menumbuhkan rambut. Saat folikel rusak, Anda akan mengalami rasa gatal akibat mencabut uban.
Sebenarnya, mencabut uban tidak membuat jumlah rambut putih di kepala semakin banyak. Itu karena masing-masing folikel hanya dapat memproduksi satu helai rambut. Namun, jika Anda terus-terusan mencabut uban maka folikel bisa mengalami trauma.
Hal tersebut bisa memicu infeksi dan menyebabkan kebotakan pada area uban yang dicabut. Melihat dampak mencabut uban ini, ada baiknya Anda tidak melakukannya agar tidak mendapatkan efek yang lebih buruk.
