ERA.id - Dari sekian banyak jenis sakit kepala, cluster headache (sakit kepala cluster) termasuk sakit kepala yang amat menyiksa. Sebagian ahli di Barat mengistilahkannya sebagai “suicide headache” sebagai penggambaran rasa yang teramat sakit yang dirasakan manusia. Bahkan, ada juga ahli yang mendeskripsikannya sebagai “rasa sakit terburuk yang diketahui ilmu kedokteran”. Sakit kepala yang tergolong langka ini setidaknya dialami oleh 1 dari 1.000 orang. Menurut ahli, umumnya seseorang yang mengalami sakit kepala cluster berusia di bawah 30 tahun. Sebenarnya apa itu cluster headhache?
Apa Itu Cluster Headache?
Sebelum memahami penyebab cluster headache, sakit kepala yang sangat menyiksa ini dapat hilang seutuhnya selama berbulan-bulan. Namun, rasa sakit ini dapat kembali dirasakan lagi tanpa peringatan apa pun pada lain waktu. Menurut ahli, cluster headache adalah rasa nyeri pada kepala yang terjadi dalam suatu siklus atau pola tertentu secara berulang.
Sakit kepala ini umumnya terjadi pada malam hari, dan sering membangunkan pengidapnya dengan rasa nyeri yang berat pada bagian sekeliling sebelah mata. Menurut ahli, sakit kepala cluster ini dapat terjadi tiap minggu hingga setiap bulan. Siklus ini diikuti dengan periode pengurangan atau penghilangan rasa nyeri pada saat sakit kepala sudah berhenti. Periode ini diketahui sebagai periode remisi, dan dapat berlangsung selama beberapa bulan hingga tahunan.
Jika cluster headache datang menyerang, rasa sakit yang teramat sangat ini dapat berlangsung 15-180 menit. Hal yang harus Anda diketahui, rasa menyakitkan yang intens ini dapat terjadi selama enam sampai 12 minggu.
Apa yang Menyebabkan Cluster Headache?
Sampai hari ini, para ahli pun belum dapat memastikan apa yang menyebabkan cluster headache. Walaupun demikian, banyak ahli yang meyakini jika kondisi ini berhubungan dengan cedera kepala yang pernah dialami. Selain itu, gangguan pada komponen genetik pun juga dicurigai sebagai sumber dari cluster headache.
Sayangnya, obat yang secara efektif mampu mengatasi sakit kepala ini belum ditemukan. Namun, beberapa obat atau terapi dapat mengurangi gejalanya. Sebagai contohnya, terapi farmakologis seperti menghirup oksigen murni untuk meringankan gejala.
Walaupun penyebab cluster headache belum dapat diketahui secara pasti, tapi ada beberapa faktor yang diduga menjadi pemicu terjadinya serangan ini, misalnya:
- Stres
- Rhinitis alergi (peradangan atau iritasi yang terjadi pada membran mukosa di dalam hidung).
- Cuaca panas.
- Suhu ekstrim.
- Penggunaan nitrogliserin.
- Relaksasi.
- Aktivitas seksual.
Selain pemicu di atas, ada juga faktor lain yang dapat meningkatkan risiko cluster headache. Contohnya, seseorang dengan jenis kelamin pria. Faktanya, pria memang lebih banyak mengalami penyakit ini daripada dengan wanita.
Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol juga berpotensi memperparah risiko terjadinya cluster headache. Menurut ahli, pengidap sakit kepala jenis ini memang kebanyakan perokok. Walaupun demikian, berhenti merokok bukanlah jaminan untuk menurunkan risikonya.
Selain itu, ada juga pendapat para ahli yang menduga jika riwayat keluarga dapat menjadi pemicu. Menurut ahli, seseorang memiliki risiko mengalami sakit kepala ini, jika ada anggota keluarga yang mengidap sakit kepala cluster.
Demikianlah ulasan tentang apa itu cluster headache, semoga penjelasan ini bermanfaat.
Ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Kalo kamu mau tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya! Bikin Paham, Bikin Nyaman…